Sabtu

Agribisnis, Penggerak Ekonomi Nasional

OLEH: AGUS SALAM

Sektor pertanian, perikanan, peternakan, perkebunan dan kehutanan dalam beberapa tahun terakhir secara serius para pengusaha sebagai salah satu bisnis penyokong ekonomi di Indonesia. Sebuah bidikan yang paling realistis dan rasional? Semua bidang pembangunan tersebut sedang mengalami proses industrialisasi yang diawali modernisasi sistem dan usaha agribisnis.

Modernisasi sistem merupakan suatu kluster industri yang mencakup sektor pertanian, industri hulu-hilir pertanian (agro industri), perdagangan input, hasil pertanian dan sektor jasa lainnya. Mantan menteri Pertanian Prof Dr Ir Bungaran Siragih, M.Ec pernah menegaskan, peran dan kontribusi system agrobisnis sangat penting dalam perekonomian nasional, termasuk sektor yang banyak menyedot tenaga kerja. Sistem agrobisnis berada pada sebagian besar dunia usaha dari makro, rumah tangga, usaha kecil dan menengah.

Hal senada diungkap Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Deptan, Prof Dr Djoko Said Damardjati, MS. Menurut Prof Damardjati, peluang agribisnis sangat besar dan tetap menjanjikan. Hanya saja, perlu komitmen berbagai pihak untuk menumbuhkan investasi di sektor tersebut mengingat kendala investasi masih tetap berputar pada minimnya infrastruktur, faktor keamanan dan birokrasi. Artinya, perlu ada kepastian hukum dan keamanan bagi para investor yang mau terjun ke sektor ini.

Prof Damardjati menilai, modal, managemen pemasaran, perbaikan kualitas produk dan kerja sama hingga kini masih tetap menjadi masalah terbesar dan klasik bagi para petani untuk mengelola sektor agrobisnis secara lebih serius. Seruan Dirjen Deptan ini mendapat respon positif dari para stakeholder agribisnis dalam seminar nasional Prospek Bisnis Perunggasan Indonesia 2008 di Hotel Paninsula, Rabu (7/11).

Menurut Dewan Pakar Asosiasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI), Freddy Hadiwibowo, DMS, sektor agribisnis merupakan kunci dari bergeraknya perekonomian bangsa Indonesia. ’’Saya yakin tahun 2008 dunia agribisnis lebih maju sejalan dengan proyeksi pemerintah yang menyatakan bertumbuhan ekonomi nasional pada tahun 2008 sebesar 6.8 persen. Jadi agribisnis Indonesia tetap miliki peran trategis dalam pembangunan nasional,’’ tandas Hadiwibodo.

Mengutib World Development Report (WDR), Hadiwibowo menyatakan, pada priode 1995-2003, pertanian menyumbang rata-rata 7% terhadap pertumbuhan PDB di negara berkembang seperti Indonesia, India dan Thailand. Padahal sektor tersebut mencakup sekitar 13% perekonomian dan mempekerjakan lebih dari separuh tenaga kerja.

Dalam laporan terbaru Bank Pembangunan Dunia (World Development Bank) bertajuk Agricuture For Development (Pertanian Untuk Pembangunan) di Washington DC per 20 Oktober 2007 yang memasang target bahwa terjadi penurunan tingkat kemiskinan dan kelaparan pada tahun 2015 tidak akan tercapai bila sektor pertanian dan pedesaan terabaikan.

Tidak ada komentar:

Statistik pengunjung