Selasa

Di Mataram Pelajar Dibekali Imtaq

OLEH: HERNAWARDI
Depdiknas Kota Mataram NTB terbilang agresif mewaspadai peredaran narkoba di lingkungan sekolah menengah di kota Mataram. Salah satu kegiatan di antaranya dengan program Imtaq (Iman dan Taqwa). Siswa dibekali keimanan dan ketaqwaan sehingga bisa membentengi diri dan terhindar dari
narkoba. Beberapa sekolah di Mataram juga mempunyai program sendiri dengan segala variasinya.
‘’Adanya pelatihan-pelatihan bagi sekolah seperti latihan kepemimpinan Osis di mana pengetahuan dan kewaspadan terhadap bahaya narkoba itu juga diberikan pada kegiatan ekstra kurikulur,’’ ungkap Arsyad Idris, Kasi Kurikulum Subdin Dikmen, Diknas kota Mataram.
Dalam tahun 2007 ini Diknas kota Mataram akan mengadakan pelatihan konselor sebaya. Diharapkan dengan kegiatan ini akan bisa memberdayakan siswa.
Siswa merupakan subyek untuk membantu sesama rekannya. Dalam konselor sebaya ini tiga fokus materi diberikan yakni terkait masalah narkoba, kesehatan dan reproduksi serta pergaulan sehari-hari termasuk adanya siswa yang bunuh diri.
Untuk tiga kegiatan itu, kata Arsyad diharapkan ada pemberdayaan siswa. Orangtua atau guru mungkin saja punya keterbatasan. Kegiatan konselor sebaya ini akan menyasar siswa SMA/SMK. Kegiatan ini juga akan melibatkan psikolog yang nantinya akan melatih para guru. ‘’Dharapkan konselor sebaya baik guru maupun para siswa yang sudah dilatih bisa meneruskannya di sekolah masing-masing,” ujarnya.
Menyinggung wacana perlunya tes urin dalam penerimaan siswa baru, Arsyad Idris menilai, belum tepat. Karena sekolah setingkat SMP, SMA bukanlah lembaga pendidikan militer atau kepolisian. Orientasi pendidikan adalah pencegahan supaya anak-anak tidak terjerumus dalam hal-hal yang negatif. “Kami sebagai pendidik lebih melihat anak-anak itu sebagai subyek pendidikan. Karena yang kami khawatirkan itu ada semacam diskriminasi. Umpamanya ditemukan anak yang terkena narkoba diisolir, dikucilkan apalagi sampai tidak
disekolahkan. Padahal prinsipnya kita itu dalam rangka perbaiki anak. Bagi anak yang baik kita tingkatkan supaya menjadi lebih baik. Bagi yang tidak baik
bagaimana dilakukan supaya jadi baik. Jangan sampai dengan dilakukannya tes urin itu anak-anak jadi malu,” jelas mantan guru SMA Pringgarata, Lombok
Tengah ini.

Tidak ada komentar:

Statistik pengunjung