Sabtu

Hingga 2007, Indonesia Miliki 1.247 IOT

OLEH: AGUS SALAM
Dibanding Asia Pasifik, omset produk obat tradisional di Indonesia masih sedikit, karena baru berkisar Rp 2,7 triliun sampai Rp 3 triliun atau 300 juta US$ per tahun. Di Asia Pasifik, tercatat US$ 7,2 milyar dari total US$ 20 milyar (Rp 180 Triliun) di seluruh dunia.
Ketua Umum GP Jamu, Charles Saerang mengakui, selain memberikan devisa negara melalui sektor non migas, jamu juga berkontribusi di bidang sosial budaya. Peran di bidang ekonomi misalnya, industri jamu mampu memberikan lapangan pekerjaan bagi ribuan pencari kerja dengan menyerap tenaga kerja yang terbesar di Indonesia. “Omset tiga triliun rupiah juga tidak membebani negara untuk mengimport bahan-bahan obat dari luar negeri karena menggunakan bahan baku yang tumbuh subur di dalam negeri ini,” tandas Saerang pada pembukaan Munas V GP Jamu di Hotel Sahid Jakarta, Kamis (12/4).
Kemajuan lain, rinci bos Jamu Nyonya Meneer ini, produksi jamu Indonesia sudah menembus pasaran Korea, Taiwan, Hongkong, Timur Tengah dan Rusia. “Untuk itu kita bertekad pada tahun 2010 nanti, proyeksi omset produk obat tradsional akan meningkat sebanyak Rp 10 triliun per tahun dan harus menyerap tenaga kerja sebanyak 10 juta orang,” katanya.
Hal terpenting yang ingin dicapai GP Jamu saat ini, papar Saerang, menjadikan produksi jamu sebagai tuan rumah sendiri dan menjadi tamu terhormat di negara lain. Di bidang sosial budaya, peran jamu tetap dipacu untuk menjadi bagian dari identitas bangsa Indonesia, dan sejajar dengan obat-obatan modern (fitofarmaka).
Hingga tahun 2007, anggota GP Jamu Indonesia yang aktif produksi sebanyak 800 perusahaan. Jumlah itu terdiri dari industri obat tradisional besar dan kecil, usaha jamu racikan, usaha jamu gendong, penyalur, pengecer dan usaha bidang simplisia. Untuk industri obat tradisional sebanyak 1.247, dengan rincian 129 Industri Obat Tradisional (IOT) yang terkategori besar, dan 1.118 merupakan Industri Kecil Obat Tradisional (IKOT) termasuk industri rumah tangga.
Yang intensif dibina GP Jamu Indonesia, tambah Saerang, 129 IOT dan 621 IKOT yang tersebar 14 propinsi, dan rencananya siap dibentuk empat DPD GP Jamu yakni Riau, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat dan Maluku.Munas V GP Jamu dengan tema Melestarikan Jamu Sebagai Warisan Leluhur Dengan Meningkatkan Mutu dan Daya Saing Dalam Menyongsong Harmonisasi Standarisasi Obat Tradisional Asean itu membahas pemberantasan peredaran produk jamu yang menggunakan Bahan Kimia Obat (BKO), yang sangat berbahaya bagi kesehatan umat manusia dan melanggar peraturan perundang-undangan

Tidak ada komentar:

Statistik pengunjung