Sabtu

Kursus Menjahit Busana Putri

Sudah Mencetak 500 Lulusan Yang Hidup Mandiri
OLEH: BENNY ULEANDER

Tempat Kursus Menjahit Busana Putri, Jl Raya Sesetan No 4 yang didirikan Ni Komang Sentri (45) sejak tahun 1986 sudah menghasilkan lulusan mencapai 500 orang. Lokasinya sangat sederhana dilengkapi fasilitas 11 mesin jahit. Meski tanpa promosi di media massa, tempat kursus ini terus dibanjiri para pelamar dari berbagai daerah untuk memperoleh ketrampilan menjahit. .”Awalnya isteri saya melihat banyak pembantu rumah tangga yang ingin punya ketrampilan membuat buat pola, kebaya, pakaian anak atau jas,” ujar I Wayan Suela (46) suami Ni Komang Sentri.
Tempat kursus yang buka sejak jam 08.00 WITA – 20.00 WITA ini menawarkan tiga paket belajar: belajar 2 jam (6 x seminggu), belajar 4 jam (6 x seminggu) dan belajar borongan sampai mahir bagi pemula. Uang pendaftaran dipungut Rp 25 ribu per orang. Jam belajar bebas pilih sendiri bagi yang sudah kerja, sangat fleksibel dan kapan saja bisa menerima siswa baru. Asal peserta paling banyak dari Jawa, NTB dan NTT.
“Mereka belajar teori 30% dan langsung praktek membuat pola dari kertas jagung lalu pola itu ditempelkan di kertas semen. Mereka terus dilatih sampai bisa,” ujar instruktur Ketut Suwarti.
Wayan Suela melihat para peserta ada yang tamat SMU, ada yang sudah kerja, putus sekolah dan bahkan ada yang sarjana tetapi ingin punya ketrampilan menjahit. “Kalau mereka ada hobi cepat menguasai ketrampilan menjahit tetapi kalau tidak ada hobi mereka bisa sakit-sakitan lalu berhenti sendiri. Banyak di antara mereka yang kini hidup mandiri jadi penjahit,” ujar Suela.
Beberapa anak dari keluarga korban bom Bali sempat kursus menjahit di tempat ini. Kini beberapa garmen sering meminta tenaga yang tamat dari tempat kursus menjahit ini. “Karena itu kami tetap menyimpan alamat perserta kursus yang sudah tamat. Kalau ada permintaan tenaga jarit dari garmen, kami akan kontak mereka,” ujar Suela.

Tidak ada komentar:

Statistik pengunjung