Sabtu

Lebaran, Bali Panen Wisnus

Selain menjadi magnet bagi wisatawan manca negara (wisman), Bali juga tetap dilirik wisatawan nusantara (wisnus) sebagai tempat alternatif untuk menghabiskan hari-hari liburan, termasuk liburan Idul Fitri 2007 ini.

Sebagai destinasi terbaik di dunia versi majalah pariwisata terkemuka AS, Travel and Leisure, The Island Of Paradise ini betul-betul menjadi surga bagi para pelancong Indonesia, baik untuk bersenang-senang (leisure), mice (meeting, incentive, convention and exhibition) maupun special interest (wisata dengan tujuan tertentu).

Artinya, bisnis jasa yang konon lebih identik dengan gelimangan dolar itu tidak senatiasa menjadi bidikan kaum plesiran manca benua, tetapi sangat representatif bagi rakyat negeri ini, terutama mereka yang berkantong tebal untuk jauh dari rutinitas harian.

Karakter dari wisnus biasanya sulit ditebak saat memilih tempat untuk menginap. Biasanya, hotel melati sampai hotel berbintang lima plus bisa dijadikan rujukan. Mereka juga tidak punya banyak pilihan nan ribet untuk urusan bepergian, yang penting kendaraan yang aman dan nyaman di jalan. Pun soal menu, tidak lazim wisnus menikmati menu-menu yang sehat di restoran atau tempat umum.

Bali sangat berpeluang menciptakan surga dunia bagi wisatawan domestik. Jumlah pengeluaran mereka bahkan hampir sama dengan pengeluaran wisatawan asing,” tegas Ida Bagus Lolec, Manager PT Pacific World Nusantara di sela seminar Prospektif Wisatawan Domestik Mengunjungi Bali, yang digelar di Hotel Inna Grand Bali Beach, Sanur, medio September lalu.

Potret kepariwisata Bali yang sempat ambruk pasca Bom Bali I (2002) dan II (2005) tidak menyurutkan semua komponen di daerah ini untuk bangkit berkiprah. Pada musim liburan lebaran medio Oktober 2007 ini, hotel-hotel melati hingga berbintang sudah penuh pesanan, dan itu didominasi oleh wisatawan lokal.

“Untuk periode 12-16 Oktober 2007, kamar hotel kami sudah penuh,” ungkap Ikke, bagian reservasi Hotel Novotel Nusa Dua. Hotel yang baru beroperasi 15 Maret 2007 ini hanya menyediakan 188 kamar. Untuk paket superior Rp 2,998 juta selama empat hari tiga malam.

Hal yang sama dialami Hotel Inna Grand Bali Beach Sanur, dengan tingkat hunian kamar per Oktober sudah mencapai 70%. Hampir semua manajemen hotel mematok tarif Rp 1,3 juta untuk dua malam. ”Kebanyakan masih wisatawan lokal,” ucap Sudana, bagian reservasi di hotel tertua di Bali itu.

Strategi managemen hotel di kawasan Kuta, juga tidak jauh berbeda dengan yang dilancarkan di kawasan Nusa Dua dan dan Sanur. Hard Rock Hotel Kuta juga menyiapkan paket lebaran seharga Rp 980.000 per hari, minimum menginap tiga malam. ”Periode dari tanggal 12 sampai 20 Oktober 2007, kamar superior kami sudah penuh dan semua itu dipesan wisatawan lokal, baik dari Jawa Timur, Jakarta dan beberapa daerah lain,” jelas Wenny Oktavia, Sales Secretary di hotel yang berhadapan langsung dengan pantai sepanjang 8 km itu.

Polda Bali Siaga

Hari Raya Lebaran yang biasa ditandai dengan tradisi mudik ke kampung halaman itu jelas berpengaruh langsung pada peningkatan aktivitas lalu lintas di jalan raya dan lonjakan drastis angkutan transportasi, baik roda dua maupun roda empat. Tak pelak, kasus kecelakaan selalu mengintai nyawa para pemudik setiap tahun.

Kasus kecelakaan lalu lintas di Bali per Januari sampai Mei 2007 tercatat 594 kasus, diperkirakan bisa saja meningkat saat menjelang Idul Fitri seperti tahun-tahun sebelumnya. Menurut Kasubdit Dikyasa Ditlantas Polda Bali, AKBP Ruben VT, SiK, pihaknya tetap siaga untuk menekan terjadinya kasus kecelakaan lalu lintas pada hari raya Idul Fitri 2007. ‘’Jumlah pemudik yang melewati jalur utama arus mudik Bali-Jawa diperkirakan turun karena terimbas lumpur Lapindo,” tegasnya.

Meski begitu, Polda Bali siaga untuk mengamankan para pemudik dengan menerjungkan 7.900 personil pada setiap titik yang dianggap rawan. Misalnya untuk jalur Denpasar-Gilimanuk, Singaraja-Gilimanuk dan Denpasar-Padang Bay. Kasatlantas Bali sendiri sudah sering menyampaikan himbauan tentang tata tertib berlalu lntas yang baik dengan fokus di sekolah-sekolah, banjar, seka teruna teruni (kaum muda), dan bahkan ke setiap terminal.

Menurut AKBP, Sri Harmiti, Kasubid Publikasi Dit Humas Polda Bali, 30 hari sebelum terjadi peningkatan aktivitas pemudik, jajaran Polda Bali sudah melakukan Operasi Cipta Kondisi untuk mewujudkan situasi kondusif di jalan raya dengan sandi Operasi Zebra dan Balak Agung.

Dalam operasi itu diadakan razia terhadap para pengemudi yang melanggar rambu-rambu lalu lintas dan termasuk yang tidak melengkapi diri dengan surat-surat kendaraan. Selain itu, pos-pos mudik sebagai pusat pemantauan arus mudik maupun arus balik, tetap siaga, mulai Tabanan hingga Gilimanuk, termasuk tempat-tempat yang banyak menyedot animo wisatawan. Setiap pos lengkap dengan tenaga kesehatan, ambulance, mobil derek, orari dan menjadi. Meski banyak pemudik yang pulang dengan sepeda motor, AKBP Harmiti menghimbau agar sebaiknya pemudik menggunakan armada angkutan lebaran yang sudah disiagakan Dinas Perhubungan Bali. (Didik Purwanto/Roro Sawita)

Tidak ada komentar:

Statistik pengunjung