Sabtu

Pelangi Tionghoa Di Mata Anak Negeri

OLEH: DIDIK PURWANTO

Keragaman suku, etnis dan budaya menjadi daya tarik tersendiri bangsa Indonesia di mata internasional dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Salah satunya adalah eksistensi etnis Tionghoa yang telah lama ikut berpartisipasi dalam membangun perekonomian dan akulturasi budaya kedua bangsa. Dengan keragaman tersebut membuktikan bahwa Indonesia kaya akan kemajemukan etnis dan suku bangsa. Hal tersebut akan mendorong timbulnya pelangi bagi keharmonisan bangsa. Sehingga akan tumbuh semangat saling menghargai eksistensi dari masing-masing etnis.
Kehadiran etnis Tionghoa di Indonesia sejak ratusan tahun silam. Walaupun di era pemerintahan Soeharto sempat terjadi perlakuan diskriminatif terhadap etnis China. Etnis yang terdiri dari etnis Hainan, Hokkian, Huangzhou, dan lain-lain ini diakui eksistensinya saat pemerintahan Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Menurut Sudiartha Indrajaya, SE Sekretaris Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) Bali, jumlah etnis Tionghoa yang ada di Bali kini telah mencapai sekitar 10% dari total penduduk Bali yaitu 300.000 jiwa.
Ketua Perhimpunan INTI Bali terpilih periode 2007-2011, Cahaya Wirawan Hadi dan langsung dilantik oleh ketua umum INTI pusat, Rahmat Hakim di Yayasan Bali International Training dan Development Centre (BITDeC) di Jl Pantai Nyanyi, Beraban, Kediri, Tabanan, Sabtu (27/1), Cahaya mengaku gembira dengan terbentuknya Perhimpunan INTI Bali sebagai bagian dari komunitas masyarakat di Bali. “Wadah ini merupakan keinginan dan kerinduan para tokoh dan sesepuh Tionghoa di Bali untuk membentuk suatu wadah formal, tidak eksklusif serta nonpartisan dalam rangka ikut bersama-sama membangun Bali khususnya,”ungkapnya. Turut hadir pula dalam kegiatan tersebut yaitu Roy Martin beserta istri, Anna Maria, Mr. Joger, tokoh-tokoh Tionghoa serta beberapa tokoh lintas agama.
Roy Martin beserta istri adalah aktivis INTI pusat dan bukan keturunan Tionghoa. Namun karena memang AD/ART INTI terbuka untuk umum, maka mereka pun bergabung di dalamnya. Sebagai wadah gerakan moral yang bergerak dalam bidang sosial, INTI Bali yang bekerjasama dengan Badan Koordinator Kegiatan Kesejahteraan Sosial (BK3S) Bali melakukan kegiatan bedah rumah di Karangasem pada 28 Desember 2006 dan bakti sosial layanan kesehatan masyarakat di Trunyan Bangli. Mereka langsung mendatangkan sekitar 50 tim dokter pusat pada 1000 orang di Trunyan Bangli dengan memberikan obat-obatan, vitamin, gizi kepada ibu hamil, balita dan ibu menyusui

Tidak ada komentar:

Statistik pengunjung