Manusia adalah makhluk mulia yang diberi tugas Pencipta untuk merawat dan memelihara alam raya. Agar damai bersemi di bumi, satu-satunya jalan adalah hidup saling mencintai sesama makhluk di dunia. Tidak hanya cinta kasih antar sesama manusia, tapi juga makhluk lain, seperti hewan atau makhluk Tuhan lainnya. Atas dasar itulah, Cou Cun Wei, tokoh agama sekaligus pengurus inti Indonesia Vegetarian Society (IVS)
“Budhis mengajarkan adanya cinta kasih pada semua makhluk hidup yang ada di dunia ini. Karena itulah, Budhis menganjurkan untuk bervegetarian. Dan saya beruntung, dilahirkan di tengah-tengah keluarga Budhis yang taat. Sehingga sejak dalam kandungan saya sudah diperkenalkan oleh vegetarian. Karena ibu saya memang menjalankan vegetarian. Tapi waktu lahir hingga anak-anak, saya belum menjalani vegetarian murni,” katanya.
Semakin lama, keyakinannya terhadap ajaran Budhis semakin tebal. Karena itulah, sejak berusa 13 tahun, ia berikrar di depan pemimpin agama Budhis untuk melakukan vegetarian. Hingga sekarang, berarti sudah 18 tahun ia menjalani vegetarian. Ia merasa tidak mendapat halangan yang sangat berarti selama menjalani vegetarian. Umumnya, mereka yang telah menjalani vegetarian lebih dari tiga tahun akan merasa tidak nyaman dengan bau-bau amis.
Dalam Budhis mengenal adanya karma dari makhluk hidup. Jika baik, karmanya juga akan baik. Tapi bila berbuat buruk, otomatis karmanya juga akan buruk. Karma yang buruk tersebut, bisa berwujud bencana alam, kekerasan dan kerusuhan yang banyak terjadi akhir-akhir ini. Bisa dikatakan, kerusuhan yang banyak terjadi, peperangan atau bencana alam yang tidak henti-hentinya adalah bentuk karma makhluk hidup lain.
Pada dasarnya pilihan menjadi vegetarian merupakan pilihan yang cukup berani, karena seseorang harus menghentikan segala makanan yang berhubungan dengan hewani. Gusti Ngurah Made Yoga, mahasiswa Universitas Udayana menjadi vegetarian dengan alasan kemanusiaan bukan karena paksaan orangtua yang juga menganut vegetarian. Dirinya terilhami oleh tontonan televisi yang menayangkan manusia memburu binatang. Sejak tujuh tahun silam akhirnya saya memutuskan untuk tidak memakan daging hewan. "Meski sudah mengenal vegetaraian sejak kecil dari orangtua, namun mereka tidak menyuruh untuk mngikuti jejak mereka apalagi memaksa. Saya memutuskan untuk menjadi vegan ketika kuliah semester dua, disebabkan saya melihat manusia begitu enaknya membunuh mahkluk hidup lainnya untuk dimakan, " katanya.
Dengan vegetarian tubuh lebih terasa sehat dan tidak gampang sakit.Kuntayuni, mahasiswa Jurusan Sastra Inggris Universitas Udayana, mengatakan vegetarian cenderung memperkecil penyakit yang kebanyakan berasal dari daging. Alasannya menjadi vegetarian, karena tubuh kecilnya tidak bisa mengonsumsi makanan dari daging sapi dan babi. Sejak itu, secara perlahan ia dilatih makan sayur dan buah oleh orangtuanya, namun masih makan daging ayam dan bakso.Tapi sejak duduk dib angku sekolah menengah pertama (SMP) tubuhnya menolak untu makan ayam dan juga sudah tidak bisa makan bakso lagi. ‘’Sejak menjadi vegetarian tubuh menjadi lebih kuat dan fresh serta tidak sakit-sakitan lagi,’’ tutur Kuntayuni
Sabtu
Pilihan Hidup Jadi Duta Cinta
OLEH: WURI WIGUNANINGSIH
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar