Sabtu

Produk Lokal Oke, Kenapa Harus Impor

OLEH: D PURWANTO & H KURNIAWATI

Bisnis warung vegetarian bisa berbuah sukses jika pengelolanya cerdas memanfaatkan keunggulan produk lokal. Tidak jarang, pemilik warung vegetarian mematok harga tinggi untuk satu porsinya karena bahan makanan harus impor. Harga akan menjadi murah bila mereka melirik bahan makanan yang ada di sekitarnya.
Chai Ken Siang, depot milik Linda Theresia di Jl Marlboro (Teuku Umar Barat), Denpasar depan supermarket SE ini menawarkan harga makanan paling tinggi Rp 9.000. “Kami hanya ingin membantu para vegetarian yang mencari menu makanan super murah,” ujar Linda yang juga aktif di Yayasan Adi Dharma Denpasar dan Yayasan Eka Dharma Gianyar sebagai wakil ketua.
Begitu pula dengan Restoran Saima yang terletak di Jl Raya Tuban, Kuta. Menu yang disediakan amat khas seperti bakso urat, bakso daging, ikan salmon, rendang daging serta siobak. Daftar menunya memang berbau produk hewani tetapi diolah bahan nabati yang tersedia di pasar lokal. Menu khas Bali seperti ayam suwir-suwir di buat dari jamur sinthake. Harga makanan berkisar Rp 3000-Rp 10.000an.Soal nama makanan khas hewani, menurut pemiliknya Komang Sindi Pertiwi (23), untuk memudahkan para pemula agar tidak bingung dengan menu asli vegetarian. “ Agar orang tertarik dan tidak bingung jika diberi nama lain, seperti rendang tepung atau bakso tepung. Dengan nama menu yang sudah familiar di masyarakat, pemula akan berpikir jika rasa dari masakan tersebut mirip dengan makanan orang bukan vegetarian,” ungkapnya

Tidak ada komentar:

Statistik pengunjung