Sabtu

PT Unitex Raih Prokasih Award

OLEH: AGUS SALAM

Peduli terhadap lingkungan telah menjadi konsen PT Unitex yang berada di jalan Tajur, Bogor, Jawa Barat. Perusahaan tekstil yang kini bisa mengelola limbah cair 5000 m3 per hari itu, menganggap pengendalian pencemaran lingkungan menjadi program terpenting yang harus ditaati perusahaan dalam era industrialisasi.
Komitmen pabrik seluas 150.700 m2 terhadap persoalan limbah, bisa dilihat dari pembangunan instalasi air limbah (IPAL) di atas lahan seluas 4000 m2, dengan menyediakan biaya Rp 4 miliar hingga tahun 1995. Kapasitas IPAL PT Unitex mampu mengelola limbah cair sebesar 5000 m3 per hari (maksimum) dan sudah memberikan hasil yang memuaskan.
Keberhasilan itu dibuktikan dengan penyerahan penghargaan Program Kali Bersih (Prokasih) Nomor 1 di Indonesia oleh mantan Presiden Soeharto pada tahun 1991 di Istana Negara. Untuk Asia Pasifik, PT Unitex juga sudah meraih Sahwali Award, --sebuah penghargaan yang diberikan kepada perusahaan yang berwawasan lingkungan. Kini, PT Unitex telah mendapat Peringkat Hijau pada penilaian Proper Prokasih yang dilakukan Bapedal.
Kepala Bagian Utility PT Unitex, Maman Suherman menyatakan pengolahan limbah pabrik tekstil menggunakan metode fisika, kimia dan biologi, --sistem koagulasi, sedimentasi, sistem lumpur aktif dan penambahan mikroba aktif (EM4) untuk penanganan proses pengolahan air limbah. Hasil proses limbah itu cukup baik. Sebelum dibuang ke sungai Cibalok terlebih dulu diujikan pada ikan. Dari hasil penelitian, ternyata ikan di dalam sungai tetap sehat dan dapat dikonsumsi secara aman dan nyaman, jelas Suherman.
Sebulan, Unitex harus menghabiskan 2000 liter cairan EM4 dengan melakukan dua kali proses fermentasi setiap minggu. Dengan ragam dan jenis mikroba yang aktif, proses penjernihan lebih cepat. Kacab PT Songgolangit Persada, Ir Agoes Wibisana mengamini akan keefektifan EM4 dalam pengelolaan limbah secara biologi. Sebab, EM4 mengandung miroorganisme aktif yang mampu menurunkan kadar BOD dan COD, mengurangi bau tidak sedap yang disebabkan H2S, NHX, Methylmercaptan, Amoniak dan sebagainya.
Data penurunan itu, bisa dilihat dari hasil laboratorium Lingkungan Keairan dan Balai Lingkuan Keairan Pusat Penelitian dari Pusat penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air yang secara berkala terus dipantau, katanya.
Hari hasil laboratorium diketahui bahwa kadar BOD-5 hanya 128 mg/l (inlet), 40 mg/l (outlet) sedangkan kadar maksimum yang ditetapkan pemerintah 60 mg/l. Kadar COD, sebut Wibisana sekitar 106 mg/l outlet, ambang batas dari pemerintah 150 mg/l. Kadar amoniak (NH3-N) 3,04 mg/l (inlet) dan 2,16 mg/l (outlet) dari 8.0 mg/I baku mutu limbah cair maksimum yang ditetapkan pemerintah.
Seperti yang diketahui, limbah yang dihasilkan itu mulai dari pemintalan (spinning), pertenunan (weaving), pencelupan (dyeing finishing). Pemintalan merupakan bagian dari produksi yang melakukan proses pembuatan benang dari bahan baku kapas dan polyester. Pertenunan, bagian produksi yang melakukan proses tenunan benang sampai jadi kain mentah (grey cloth). Pencelupan, bagian yang mencelup dan menyempurnakan kain mentah menjadi kain jadi (finish goods).

Tidak ada komentar:

Statistik pengunjung