Sabtu

Sehat Dengan Herbal Indonesia

OLEH: AGUS SALAM

Kurangnya pengetahuan dan promosi obat herbal, membuat khasiat obat yang terbuat dari aneka tananam obat kurang dilirik sebagai obat alternatif bagi kesehatan masyarakat. Dalam sebuah seminar di Jakarta, salah seorang ahli obat herbal, Kuncoro menilai Indonesia memiliki keanekaragaman obat tradisional yang antara lain ada dalam ragam tanaman obat. Semua itu bisa dijadikan obat, kosmetik, pengharum, penyegar dan pewarna. Karena kekayaan itulah, banyak peneliti dan pengusaha asal luar negeri yang tergoda untuk menggarap sumber daya alam di Indonesia itu.

Pengembangan obat alami patut diberi perhatian, guna memenuhi kebutuhan pasar dalam dan luar negeri yang terus meningkat. Secara global, berdampak positif bagi peningkatan pendapatan petani dan penyerapan tenaga kerja. Tanaman obat, diakui sebagai salah satu produk pertanian yang memiliki nilai ekonomi tinggi.

Bangkitnya kesadaran masyarakat untuk konsumsi obat herbal, tetap diikuti peluang pemasaran. Trend kembali ke alam memberi angin segar bagi petani untuk melirik peluang ini, karena selain pasarnya jelas, harganya tidak terlalu fluktuasi. Bagi Kuncoro, prospek tanaman obat sudah menjadi kebutuhan sebuah industri. Sayangnya petani yang menanam tanaman obat masih sedikit, lalu pabrik obat herbal kian berkembang. Sebenarnya fakta ini bisa disinergikan melalui kemitraan antara petani dan produsen obat.

Tanaman obat biasanya tidak mengenal musim panen. Setiap waktu tersedia dan dapat dipanen, dan karena itu tidak dikenal kelebihan stok barang (over stock) di pasar pasca panen. Petani dapat mengatur jadwal tanam dan panen secara bergiliran tanpa tergantung musim. Harga jual juga tidak akan jatuh akibat over produksi. Sebaiknya petani melakukan pola tumpang sari antara tanaman obat dan tanaman holtikultura. Dengan tumpang sari, keuntungan bisa berlipat ganda.

Tidak ada komentar:

Statistik pengunjung