Selasa

Skinhead: Simbol Semangat Kaum Buruh

PENGANTAR REDAKSI: Kiprah dan eksistensi kaum skinhead di Indonesia masih terbilang sunyi sepi, tanpa greget. Tapi, kelompok kaum idealis yang anti kemapanan dengan dandanan unik terus eksis lintas generasi setelah berdiri pada akhir tahun 1960-an di London, Inggris. Kenapa kelompok kaum muda tanpa pimpinan wilayah ini tetap eksis lintas negara? Mereka tidak sekedar kelompok remaja yang gandrung pada sebuah gaya hidup Barat. Mereka hanya menemukan ruang ekspresi diri dengan jiwa patriotik untuk memperjuangkan kebebasan batin. Itu saja, memang unik.

OLEH: DIDIK PURWANTO
Manusia memuaskan kehausan pengetahuan dengan dua cara. Pertama, melakukan penelitian terhadap lingkungannya dan mengatur hasil penelitian tersebut secara rasional (sains). Kedua, mengatur ulang lingkungan terdekatnya dengan tujuan membuat sesuatu yang baru (seni). Menurut pemikiran psikolog brilian asal Rusia, Pavel Semenov tersebut, kebiasaan seseorang atau kelompok akan menjadi gaya hidup dan pola pikir manusia. Skinhead adalah salah satu kelompok yang terinspirasi dari sebuah gaya hidup tersebut.
Berawal dari sebuah sub-budaya yang lahir di London, Inggris pada akhir tahun 1960-an, nama Skinhead merujuk kepada para pengikut budaya atau gaya hidup yang rambutnya dipangkas botak. Budaya yang banyak diasosiasikan dengan kelompok orang-orang yang rasis dan Neo-Nazi ini sekarang sudah menyebar ke seluruh belahan bumi. Tidak peduli muda, tua, pria bahkan wanita. "Skinhead yang sebenarnya bukanlah Neo-Nazi, karena pada awalnya Skinhead adalah kaum tertindas dari kelas pekerja (utamanya buruh pelabuhan) di London, Inggris," terang Gede Putu Aget selaku ketua panitia yang ditemui saat persiapan gelaran Skinhead Jambore 2 di Jak Resto, jalan Sunset Road Kuta, Sabtu (19/5).
Pagelaran yang dimaksudkan untuk mempersatukan kaum skinhead dan memperingati hari buruh internasional yang jatuh pada 1 Mei ini telah diadakan dua kali di Bali. Acara yang menyedot skinhead dari wilayah Jakarta, Bandung, Malang, Jember, Mataram, Sumatera dan Bali ini ditargetkan mampu meraup massa hingga seribuan orang. Sayang, perwakilan dari Kalimantan tidak bisa hadir.
Di Indonesia, perwujudan semangat kaum pekerja tersebut ditiru oleh segerombolan anak-anak yang ideologi dan faham mereka ditolak masyarakat pada dekade 90-an. Saat hampir bersamaan, di daerah Pejaten, Cipinang, Tanjung Priok dan seantero Jakarta mulai mengikrarkan diri sebagai anggota skinhead. Meski budaya tersebut banyak mendapat pertentangan, anggota skinhead yang rajin kumpul tiap malam minggu ini tetap mewarisi semangat patriotik dan nasionalisme. "Sebagai skinhead, kita harus tetap memikirkan agar tetap survive di masa depan, tetap bangga menjadi warga Indonesia dan harus bangga di tanah kelahiran kita," ucap Aget yang pernah bekerja di sebuah hotel namun sekarang masih pengangguran ini.
Dalam setiap pertemuannya, skinhead tetap mengagendakan diskusi atau ngobrol santai dengan nomaden atau di sebuah rumah yang dijadikan sekretariat. Masalah yang diangkat biasanya seputar masalah universal yang menimpa bangsa ataupun masalah pergerakan. "Di sini kita semua sama, tidak ada senior yunior, tidak ada ketua wilayah ataupun pengurusnya. Namun dalam setiap acara yang kita gelar, kita selaku mengangkat seseorang untuk menjadi koordinator," tambahnya.

Tidak ada komentar:

Statistik pengunjung