Selasa

YDSF Pertemukan Donatur Dan Anak Asuh

OLEH: WURI WIGUNANINGSIH
Wajah kemiskinan yang membayangi kehidupan umat manusia bukanlah tragedi abadi. Sebaliknya, setiap manusia memiliki tanggung jawab sosial dan panggilan nurani untuk saling membantu meringankan beban kehidupan. Jembatan penghubung antara orang miskin dan orang kaya adalah sikap solidaritas. Salah satunya adalah bantuan beasiswa pendidikan yang dirintis Yayasan Dana Sosial Al-Falah (YDSF). Yayasan ini membatu menyalurkan dana masyarakat yang berlebih pada mereka yang membutuhkan, melalui jalur beasiswa.
Hingga saat ini, yayasan yang lebih mengutamakan pemberian beasiswa bagi siswa SD sampai SMA sudah mencapai 4000 orang. Para donatur biasanya memberikan beasiswa sampai bangku SMA, tapi beberapa dari mereka memberikan beasiswa sampai tamat kuliah. “Semua tergantung pada para donaturnya. Ada beberapa donatur, setelah melihat prestasi anak asuhnya yang bagus, kemudian melanjutkan beasiswanya sampai tamat perguruan tinggi,” kata Mahsun, staf di YDSF Surabaya.
YDSF sendiri mempunyai lembaga pendidikan sekolah dari tingkat SD sampai SMA. Siswa-siswi yang bersekolah di sini, lebih diutamakan dari keluarga yang tidak mampu secara ekonomi. Mereka yang bersekolah di tempat lain dapat memperoleh beasiswa pendidikan dengan mengajukan permohonan serta melampirkan rapor terakhir, biaya SPP dan surat keterangan tidak mampu.
Selanjutnya surat-surat pengajuan ini disurvei oleh YDSF. Ada yang diterima, menunggu atau ditolak. Diterima atau tidaknya permohonan mereka, semua tergantung pada para donatur. Biasanya pada donatur ini menentukan kriteria bagi anak asuhnya. Misalnya harus laki-laki atau perempuan, kemudian berusia tertentu, anak yatim atau anak yatim piatu. Sedangkan selama ini, beasiswa yang diberikan hanya sebatas SPP, yang diberikan setiap tiga bulan sekali. Karena sekarang sudah ada program BOS dari pemerintah, beasiswa tersebut dialihkan pada pembelian buku sekolah.
“Setiap semester, para donatur itu yang memantau perkembangan anak asuhnya. Mereka berhak menghentikan pemberian beasiswanya, karena menganggap tidak ada perkembangan yang berarti dari anak asuhnya,” ungkap Mahsun.
Untuk pembinaan mereka, pihak YDSF memberikan bimbingan secara mental dan akademis. Bimbingan dibagi dalam kelompok dengan jumlah anak asuh tertentu. “Untuk ini, kita melakukan kerjasama dengan beberapa universitas yang ada di Surabaya,” tambah Mahsun.
Jika secara reguler para anak asuh ini telah dibimbing dalam kelompok-kelompok kecil, setiap akhir tahun mereka dikumpulkan dan dipertemukan dengan para donatur. Pada kesempatan inilah dilakukan evaluasi selama satu tahun terakhir. Kekurangan dalam beberapa hal bisa langsung diperbaiki.

3 komentar:

beauty of life mengatakan...

salam bagi bapak bapak.
saya Hendra ginting salah satu anak asuh dari panti asuhan di medan yang sekarang sedang melanjutkan perkuliahan di India,Delhi University,B.A English (H),
sangat membutuhkan dana untuk membantu study saya,
atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih

bonky.s mengatakan...

salam
saya bonky,saya punya adek perempuan yang lagi sekolah dibangku smu kls 1,dia aktif dlm berbagai kegiatan sekolah,tp seKali lagi biaya yg memberatkan ibu sebai petani untuk memperoleh cita2 adek saya,tolong bagi anda siapa saja yang mau membantu adek saya untuk tetep bs melanjutkan sekolahnya saya ucapkan terimakasih,oh ya,adekku tinggal di demak jateng, kls1 diSMU 1 Mranggen,satu lagi dalam UUB smester pertama ini rata2nya 7.5,terimakasih atas perhatianya
salam saya

teguh mengatakan...

saya fisioterapi aceh punya program survey tumbuh kembang anak pasca Tsunami dan pelayanan fisioterapi kepada anak anak aceh yang membutuhkan pelayanan fisioterapi. sampai saat ini belum ada data yang detail tentang anak anak di aceh. saat ini kami terbeng kalai dengan dana. kami sangat membutuhkan bantuan anda terimasih untuk perhatiannya.

Statistik pengunjung