Dr Ir Ni Luh Kartini, MS.
Luh Kartini bukanlah akademisi yang bersemayam di panggung teoretis. Sebagai dosen dan pakar tanah di Universitas Udayana, hatinya tergerak ikut mencari solusi bagaimana tanah pertanian tetap subur, dan lingkungan hutan di Bali tetap terjaga agar debit air tidak berkurang. Ia memproduksi sendiri pupuk organik. Meksi masih diproduksi dalam skala menengah, namun Kartini asal Bali ini menjadi contoh dosen yang mampu mengaplikasikan ilmunya menjadi sebuah produk yang berguna bagi masyarakat. Berikut petikan wawancara media ini dengan Srikandi asal Buleleng ini;
Bagaimana dampak pemakaian pupuk kimia terhadap kesuburan tanah?
Pemakaian pupuk kimia secara terus menerus akan menyebabkan mikro dan makro organisme di dalam tanah mati, misalnya cacing sebagai hewan penyubur tanah. Dari tingkat efisiensinya, penyerapan pupuk kimia ke tanaman hanya berkisar 10-30 persen, sedangkan sisanya akan hilang, hanyut bahkan menguap ke udara. Namun dengan pupuk organik, tingkat efisiensi penyerapan mencapai 100 persen sehingga bisa diserap semua oleh tanaman. Pupuk organik juga dapat menghidupkan mikro dan makro organisme di dalam tanah, sebagai sumber energi atau sumber makanan, penyedia unsur hara, serta efek residu berdampak baik dan bisa digunakan untuk masa depan.
Bagaimana kita mengetahui kualitas pupuk organik yang baik?
Kunci untuk mengetahui kualitas pupuk organik ditentukan oleh dua hal yaitu bahan baku dan proses. Pemakaian bahan baku yang jelek dan proses salah hanya memperbaiki sifat fisik saja (tidak bisa sebagai sumber energi dan sumber unsur hara). Bahan baku dari sampah hasilnya akan lebih jelek dari kotoran sapi, kambing atau kerbau yang tergolong pupuk dingin. Bahan baku kotoran dari ayam dan babi tergolong pupuk panas karena mengandung gas metan. Sedangkan prosesnya tidak boleh lebih dari 60 o -70o C. Sehingga masalah besar di pupuk organik ini hanyalah karena petani tidak mempertimbangkan proses dan bahan bakunya.
Apakah kelangkaan beras di masyarakat juga dipicu oleh harga pupuk yang mahal?
Tidak, kelangkaan beras tidak ada hubungannya dengan masalah pupuk. Karena sejak dulu petani tidak pernah diuntungkan. Bagaimana tidak, harga pupuk mahal, harga gabah tidak naik. Pemerintah jangan cuma bisa subsidi dan operasi pasar tapi petani harus diberikan kebutuhan mendasar apa yang diperlukan saat ini. Bagaimana kondisi alam, kesuburan tanah dan ketersediaan mata air kita. Jangan melulu mengeksploitasi alam, penebangan hutan dengan alasan proyek sehingga mengabaikan recovery terhadap kerusakan yang terjadi.
Kemudian pemerintah harus mengadakan diversifikasi pangan. Jangan hanya makan beras saja. Masih banyak varietas lain yang juga bergizi seperti jagung, ketela, dan umbi-umbian. Petani di Indonesia sudah kebablasan dengan pupuk kimia. Petani kita malas, ingin instan semuanya. Jika mau bersusah payah sedikit saja untuk membuat pupuk organik, kesuburan tanah akan terjaga sehingga terjadi produktivitas tanah dan ketersediaan pangan juga banyak. Kelangkaan beras pun tidak akan terjadi.
Apa yang Anda lakukan untuk pertanian Bali khususnya dan petani Indonesia umumnya?
Saya sudah sosialisasi kepada Dirjen Lingkungan Hidup dan Departemen Pertanian terhadap dampak pemakaian pupuk kimia tersebut. Namun birokrasi belum pernah mempertimbangkan itu. Saya pun berinisiatif membuat pupuk cacing (kascing) yaitu pupuk kotoran sapi yang diberi cacing Lumbricus Lubellus. Hasilnya lebih bagus dan ramah lingkungan. Bali Organic Association yang saya dirikan sejak 1997 semata-mata untuk membantu petani Indonesia bahkan luar negeri agar mandiri terhadap penyediaan bibit, pupuk, pestisida dan kebutuhan petani lainnya. Semuanya gratis.(Pewawancara: Didik Purwanto)
Biodata:
Nama : Dr Ir Ni Luh Kartini, MS.
TTL : Singaraja, 21 April 1962
Pekerjaan : Dosen Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Unud (sejak 1988 s/d sekarang)
Riwayat Pendidikan :
S1 : Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Unud (1987)
S2 : Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Unpad (1993)
S3 : Jurusan Ilmu Pertanian Fakultas Pertanian Unpad (1997)
Alamat : Bali Organic Association
Jl.Cargo Permai I/8 Ubung Denpasar Telp 0361 418777
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar