Ni Putu Yuliantini
Berbagai bidang usaha kerajinan tangan bersaing ketat meraup pangsa pasar. Perhiasan dari batu permata menjadi salah satu produk unggulan dengan prospek cerah. Di balik semua itu tidak hanya cukup sebuah ide kreasi tanpa batas namun juga membutuhkan strategi tepat untuk mengawali serta mempertahankan sebuah usaha kerajinan tangan. Salah satu pengusaha dan desainer perhiasan batu permata asal Bali, Ni Putu Yuliantini menuturkan kisahnya.
Bagaimana Anda mengawali bisnis ini?
Berawal dari hobi memakai perhiasan dari batu-batu permata, saya ingin bisa membuat sendiri. Kebetulan saya bertemu seorang pembuatnya yang berkewarganegaraan Belanda di Bali sekitar tahun 1998. Karena alat-alatnya dijual saya membelinya sekaligus belajar tehnik dasar pembuatan selama 3 bulan. Mula-mula saya mendesain untuk dipakai sendiri ke acara-acara luar. Lama-kelamaan banyak yang tertarik dengan aksesoris yang saya kenakan. Lalu, mereka mulai banyak yang memesan. Dengan modal Rp 15 juta dari kocek pribadi, akhirnya saya memberanikan diri membuka Hitakara Jewelry pada tahun 2000.
Darimana Anda mendapatkan bahan baku?
Sebagian besar batu-batu permata yang berkualitas bagus didapatkan tersebar di seluruh kawasan luar negeri. Tapi, di Korea terdapat dealer khusus penyedia batu import. Di sanalah saya biasa menyuplai bahan baku tiap 3 bulan sekali. Sedangkan rantainya dari Jakarta.
Produk apa yang jadi primadona?
Orang lokal biasanya mencari perhiasan dari batu rambut sedana. Sebab batu ini unik dan langka. Sedangkan red coral (marjan) disukai pasar luar negeri. Mereka yakin batu-batu tersebut punya manfaat langsung pada jiwa dan tubuh.
Maksudnya?
Batu-batu ini terbentuk dari proses natural dari bentukan alam. Dan dikenal pula istilah birth stone, di mana batu-batu tersebut akan cocok dipakai oleh si pemakai yang disesuaikan dengan bulan kelahirannya. Misalnya red coral yang terbentuk dari pemfosilan di laut diyakini bisa menanggulangi voodoo dan mempercepat pertumbuhan gigi anak. Batu garnet diyakini sebagai penawar racun, mengatasi penyakit jantung, dan penyakit urat syaraf. Namun, batuan tersebut akan berfungsi optimal jika sesuai dengan kelahiran pemakainya bahkan dapat memancarkan aura seseorang.
Darimana Anda mendapat inspirasi untuk desain perhiasan?
Dari feeling saja. Ciri khas desain saya kebanyakan bertema flora (bunga-bungaan) untuk beading dan bros. Sedangkan untuk pemilihan warna saya berusaha mengikuti tren terbaru, contohnya dalam panduan tren 2007 disebutkan warna-warna dark shadow serta natural. Dalam desainnya akan saya modifikasi dengan mencampur warna batuan yang mendekati.
Bagaimana strategi pemasaran produk Anda?
Tidak ada strategi khusus. Semua berjalan apa adanya. Berawal dari berita dari mulut ke mulut, kemudian datang order beberapa orang dari Jakarta yang sekaligus tertarik memasarkan produk saya. Agar jangkauan pasar lebih luas lagi saya daftarkan Hitakara Jewelry ke Disperindag dan menjadi anggota Dekranas. Kini pun usaha saya di bawah binaan World Bank. Sehingga hampir semua pameran industri berskala lokal, nasional maupun internasional kami selalu mendapat kesempatan untuk memajang koleksi perhiasan. Saya juga membuat website dan email karena banyak order dari luar negeri. Jadi mereka tak perlu datang ke Bali, cukup klik display katalog di website dan pemesanan hanya lewat email. Di 16 hotel dan beberapa pusat perbelanjaan kami membuka konter.
Menurut Anda bagaimana prospek bisnis perhiasan batu permata?
Saya melihat bisnis ini sangat bagus sebab faktor penghambatnya sangat kecil, jalur pemasarannya luas, dan sektor permodalan lancar. Bahkan modal saya kembali hanya dalam waktu 1 bulan saja dengan bandrol harga produk sekitar Rp 20 ribu sampai 1 juta. Saya juga bersyukur pemesanan masih stabil di kisaran 20-60 pemesan per bulan. Bahkan beberapa waktu lalu, Samuel Wattimena memesan perhiasan khusus untuk rancangan gaun pengantin. Jadi, konsep costume jewelry yang saya tawarkan memang banyak dibutuhkan di dunia fashion yang selalu berkembang.
BIODATA
Nama: Ni Putu Yuliantini
Pendidakan terakhir: S1 Akuntansi Undiknas, Denpasar
Suami: IGB Aries Dharmawijaya
Anak: IGB Guapo Padma Antara
IGB Milo Padmawijaya
Pameran yang diikuti: -INA Craft
-Pameran Produksi Dalam Negeri
-Pameran Mutu Manikam Nusantara
-Fosma ACC China
-Sourcing Fair Hongkong
-Bigenbi Bangkok
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar