Jumat

Pemuda Putus Sekolah Jadi Perajin Produktif

OLEH: HERNAWARDI

Sejarah membuktikan, pemuda selalu berada di lini terdepan dan pro aktif pada setiap babak sejarah perjuangan bangsa. Pemuda memiliki semangat, keyakinan dan sukarela untuk mengubah suatu gagasan menjadi karya nyata. Isrardin M Yusuf, pemuda desa yang pernah dinobatkan sebagai Pemuda Pelopor NTB tahun 2004, di bidang wirausaha kerajinan misalnya, berani menciptakan lapangan kerja sendiri, dan mempekerjakan orang lain.

‘’Tadinya saya terjun ke dunia foto amatir, tapi saya banting stir ke dunia wirausaha kerajinan. Karena sektor inilah yang sangat menunjang masa depan. Karena pariwisata yang tengah berkembang sangat terkait dengan usaha kerajinan dan tidak ada batasan waktu tertentu. Kita hanya berkembang terus, selama kita masih mampu untuk memasarkan produk sendiri,” ujar Isrardin.

Kerja keras di bidang kewirausahaan bagi Isrardin, bukannya tanpa strategi. Kerja sama dengan pemilik art shop di Lombok, terutama di pasar seni Kodya Mataram, Senggigi. Di sana terpajang sampel, dan menanti untuk dihubungi. Hasilnya, sangat membantu dirinya sebagai perajin dan kontribu positif dialami langsung oleh perajin. Masyarakat yang awalnya pengangguran mendapatkan pekerjaan. “Perajin-perajin yang saya bina adalah mereka yang tadinya pemuda putus sekolah dan bahkan ada yang cacat,” katanya.

Kebanyakan pemuda putus sekolah mengaku bingung untuk melanjutkan sekolah, apalagi dana tidak mencukupi. “Karena itulah kita bina dan rekrut menjadi anggota Pemuda Bina Wiratama Mandiri. Kita tingkatkan sumber daya manusianya di bidang industri kerajinan,’’ jelasnya.

Hingga kini, Isrardin sudah pekerjakan 50 orang, yang tadinya berawal cuma 18 orang. Desain para perajin Labuapi biasanya banyak dicontoh perajin di luar daerah. Untuk pemasaran, menurut Isrardin, sangat diperlukan pelabuhan kontainer.

Tidak ada komentar:

Statistik pengunjung