Rabu

Bali Masih Jadi Showroom Agribisnis

Prof Dr Ir I Wayan Supartha, MS
Bagaimana perkembangan dunia agribisnis terutama di Bali?
Produk lokal Bali sangat bervariasi dan sangat menunjang untuk dikembangkan sebagai komoditi baru yang dapat meningkatkan pendapatan petani. Terlebih Bali sebagai destinasi wisata dunia harus mampu mengemas produk ini untuk dijual kepada wisatawan domestik dan wisatawan mancanegara. Komoditi unggulan Bali di antaranya adalah salak, manggis, jeruk Bali, mangga, dan durian. Peluang untuk mengembangkan bisnis ini sangat besar. Apalagi Bali yang notabene sering mengadakan upacara adat dan sarana upakara yang memerlukan permintaan buah cukup banyak. Hasil panen lokal Bali saja belum dapat mencukupi masyarakat Bali sendiri. Inilah yang menyebabkan Bali masih tergantung dengan daerah lain terutama Jawa dan Lombok untuk dapat menyuplai komoditi tersebut. Berikut petikan wawancara media ini dengan Prof Dr Ir I Wayan Supartha, MS, Dosen Fakultas Pertanian Universitas Udayana:

Apa nilai tambah bagi Bali dengan agribisnis tersebut?

Saat ini Bali masih dalam persiapan untuk menjual komoditi agribisnis tersebut. Di antaranya adalah upaya untuk menggabungkan kerajinan (termasuk anyaman rotan, akar, dsb) untuk digabungkan dengan komoditi agribisnis (misalnya buah dan tanaman hias). Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan petani dan juga perajin bahkan hingga ke pedagangnya. Komoditi ini jarang dilirik terutama warga lokal untuk dijadikan souvenir bagi wisatawan.

Apa masalahnya?

Komoditi agribisnis terutama buah belum dapat dijual secara maksimal karena Bali belum memiliki teknologi pengemasan yang baik. Buah hasil panen langsung dijual kepada tengkulak atau pasar sehingga tidak bisa tahan lama. Selain itu, investor di bidang ini belum banyak yang melirik. Tidak seperti di Jawa. Petani pun merasa tidak pernah diuntungkan karena hasil pascapanen tidak pernah seimbang dengan ongkos produksi (operasional). Itulah yang menyebabkan mahasiswa jarang melirik jurusan pertanian. Mereka cenderung memilih bidang yang prospek dan sering dibutuhkan oleh pasar kerja.
Misalnya pada tanaman hias, masyarakat Bali hanya menggeluti usaha ini sebatas hobi. Mereka kurang serius menggarap lahan basah tersebut sehingga cenderung diambil oleh pendatang dari Jawa dan Lombok.

Tanaman hias cenderung fluktuatif harganya, apa sebab?

Itu hanya sebatas tren yang diciptakan dan terpengaruh dari usaha properti. Bali yang hanya berpenduduk 3,5 juta jiwa dibanjiri pendatang dan sangat menyenangi alam Bali. Bisnis properti ini kian marak dan kian mahal seiring dengan perpaduan tanaman hias yang turut memercantik rumah sesuai kelasnya. Tanaman hias kian mahal bisa juga dipengaruhi oleh kelangkaan tanaman, unik, dan menarik. Selain itu, variasi bentuk properti rumah seperti minimalis, class dan sebagainya juga turut mengatrol harga tanaman.

Bali cocok mengembangkan bisnis apa, komoditi buah atau tanaman?

Semua cocok. Cuma masyarakat kurang tanggap terhadap bisnis ini. Sampai saat ini Bali malah cocok sebagai showroom (tempat penjualan) baik tanaman hias maupun buah-buahan dari Jawa dan Lombok. Petani harus terus meningkatkan pengetahuan dan penguasaan akses teknologi terutama masalah produk, kualitas barang dan mutu bahan baku. Ancaman yang harus diwaspadai adalah hama dan penyakit tanaman, anomali iklim dan umur tanaman. Semua harus mendapat perhatian serius. (Pewawancara: Didik Purwanto)


BIODATA:
Nama lengkap : Prof Dr Ir I Wayan Supartha, MS.
TTL : Gianyar, 30 Maret 1957
Aktivitas :
Koordinator Kelompok Ahli DPRD Provinsi Bali (1 Januari 2006 – sekarang)
Tenaga Ahli Komisi B (membidangi pertanian dalam arti luas) DPRD Provinsi Bali (Mei 2005 – sekarang)
Dosen PS Magister Pertanian Lahan Kering (S2) Progran Pascasarjana Universitas Udayana (2004 – sekarang)
Dosen PS Magister Bioteknologi Pertanian (S2) Program Pascasarjana Universitas Udayana (2000 – sekarang)
Kelompok Ahli Environmental Watch for Parliment (2001 – sekarang)
Dosen Fakultas Pertanian Universitas Udayana (1986 – Sekarang)
Kanwil Koperasi dan UKM Provinsi Bali (1998-2000)

Prestasi :
Dosen Berprestasi Fakultas Pertanian Universitas Udayana (2006)
Dosen Teladan Universitas Udayana tahun (1994)
Pembina Kelompok P4K Berprestasi oleh Kepala Badan Penyuluhan Deptan RI (1986)
Mahasiswa Teladan oleh Mendikbud RI (1983)

Alamat : Jl Palapa XIII No 15 Denpasar, 80235, Bali Telp. (0361 726459/ 081 236 755 18)

Tidak ada komentar:

Statistik pengunjung