Selasa

Asah Bakat Di Akademi Sepakbola

PENGANTAR REDAKSI: Pentas Piala Asia 2007 menandai era kebangkitan persebakbolaan tanah air. Kualitas Timnas Indonesia sudah bisa menyamai ‘raksasa’ sepakbola Asia seperti Korsel dan Arab Saudi. Kunci pengembangan kualitas sepakbola dimulai dengan pembibitan pemain sejak dini di akademi sepakbola. Karena itu setiap klub diharapkan untuk serius mengembangkan klub yunior dengan merekrut anak-anak yang berbakat di olahraga kulit bundar tersebut.

Oleh: Heni Kurniawati
Menjadi pemain sepakbola profesional tidaklah instan. Butuh kerja keras dan latihan ekstra sejak usia muda. David Bechkam, Ronaldinho dan Zinedine Zidane mulai belajar menendang bola sejak usia 5 tahun dan masuk akademi sepakbola. Wajar bila mereka piawai mengolah kulit bundar dan mampu mengantar kesebelasan negara mereka berbicara di berbagai turnamen internasional.
Era kebangkitan persepakbolaan tanah air Indonesia ada di kaki anak-anak bangsa yang memiliki bakat dan minat terhadap sepakbola. Saat ini mulai bertebaran sekolah-sekolah dan klub sepakbola untuk anak-anak. Di Bali bertebaran banyak akademi atau sekolah sepakbola anak-anak.
Tingkatan pemain dalam sekolah sepakbola, dibedakan sesuai dengan umur. Pelatih SSB Guntur, Demy menilai dalam mencetak pemain harus diawali dari usia delapan tahun. Agar hasil latihan yang diperoleh maksimal, maka metode latihan diberikan sesuai dengan usia mereka. Pada periode pertama, anak-anak yang kebanyakan usia delapan tahun ke bawah diperkenalkan dasar teknik sepakbola seperti menggiring bola. Periode kedua, mereka diberi latihan teknik dalam passing, heading dan shooting. Periode kedua, fokus terhadap koordinasi permainan sesama teman dan strategi bermain dengan bermacam pola.
I Gusti Made Putra, pelatih SSB Denpasar di Jl Jepung, mengatakan hasil latihan bisa terlihat melalui pertandingan persahabatan dengan sekolah sepakbola lainnya. Tim SSB Denpasar sudah mengoleksi banyak piala di berbagai kejuaraan. Mereka menggelar latihan intens tiga hari sekali di lapangan Renon, Denpasar. Iuran anggota tiap bulan Ro 10 ribu per anggota dan mereka diberi kostum klub. Anak-anak hanya menyiapkan bola dan sepatu olahraga sendiri. ”Sebenarnya latihan intens tiap tiga hari sekali di lapangan Renon belumlah cukup. Jika ingin memiliki hasil yang maksimal, dibutuhkan school of excelence yang mutlak mengajarkan sepakbola setiap harinya, seperti di Semarang dan di Inggris,” ujar Made Putra.

Tidak ada komentar:

Statistik pengunjung