Selasa

Biaya Cetak Tak Sebanding Biaya Operasional

OLEH: WURI WIGUNANINGSIH
Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) telah mendesak pemerintah agar menerapkan regulasi pajak di bidang perbukuan yang menghapuskan pajak bagi pencetak buku dan pajak kertas serta menghapus pajak bagi penulis buku agar mereka lebih terpacu membuat buku-buku berkualitas. Hal ini dapat menekan biaya produksi buku sehingga masyarakat bisa membeli buku dengan harga terjangkau.
Menurut Koko Prihandoko, Kabag Pemasaran Percetakan PT Antar Surya Jaya Surabaya, naiknya harga bahan baku, biaya transportasi dan biaya operasional lainnya menyebabkan harga buku di pasaran ‘meroket’. Pihak percetakan pun terbentur biaya cetak yang harus naik meski kenaikannya tidak sebanding dengan naiknya biaya operasional dan bahan baku. Apalagi banyak persaingan dalam dunia percetakan.
“Kenaikan harga bahan baku sangat terasa sejak tahun 2004 sampai sekarang. Bahan baku terus naik. Biaya transportasi juga naik. Otomatis gaji pegawai dan biaya operasional lainnya juga naik. Tapi karena pesaing kita di lapangan sangat banyak dan sangat ketat, otomatis kita tidak mungkin menaikkan sama dengan kenaikan bahan baku dan biaya operasional lainnya. Kalau pun naik, tapi tidak sebanding dengan kenaikan biaya-biaya lainnya,” kata Koko Prihandoko.
Memang Ikapi telah menggulirkan opsi kepada pemerintah untuk membuat program buku murah bagi rakyat, seperti program "People's Book" di India guna meningkatkan akses masyarakat terhadap buku. Setiap buku dibuat dalam dua versi, versi bagus dengan harga lebih mahal bagi yang mampu membeli dan versi hemat yang dibuat dengan kertas yang lebih murah dan mendapatkan subsidi dari pemerintah.
Lanjut Koko, bahwa buku pelajaran mempunyai standardisasi sendiri. Percetakan yang mencetak buku pelajaran cukup banyak. Tapi pelajar yang membutuhkan buku pelajaran juga banyak. Sehingga ada perhitungan sendiri ketika akan mencetak buku pelajaran.
Tetapi untuk harga buku bacaan ditentukan pihak penerbit karena dicetak dalam jumlah terbatas, eksklusif dan pasarnya juga terbatas. Berapapun jumlah buku dan berapapun harga jualnya, pasti akan laku di pasaran. Karena kepentingan mereka yang membeli buku bacaan memang berbeda dibandingkan buku pelajaran atau media.

Tidak ada komentar:

Statistik pengunjung