Sabtu

Dari Hobi Rambah Dunia Bisnis

OLEH: HENI KURNIAWATI & WURI WIGUNANINGSIH

Ternyata hobi dan kegemaran terhadap suatu hal bila dikelola dalam perspektif bisnis akan mengalirkan rupiah. sesuatu kerap membuahkan sesuatu yang positif. Tayangan liga-liga sepak bola Seria A, Premiership maupun Lega Calceo di daratan Eropa tak pernah dilewatkan W. Parka. Saking fanatiknya, Parka mulai mengoleksi atribut sepak bola, seperti kostum pemain idola, sleyer, dan merchandise klub Juventus yang sekarang berlaga di Seri B. ”Dari situ saya memiliki ide untuk menyalurkan hobi saya ke dunia bisnis. Ibarat pepatah sambil menyelam minum air, itulah saya,” seloroh lulusan Faskultas Teknik Universitas Udayana 1997 ini.
Pada 5 Desember 2006, Parka nekat membuka butik sepak bola bernama Laizyuka di P Kawe, Denpasar. Butik ini menyediakan aksesoris klub mulai dari yang terkecil, seperti pin, gantungan kunci, stiker klub, sepatu hingga kostum dan jaket bertahtahkan nama pemainklub internasional baik dari Inggris, Italia atau Spanyol. ” Berbagai aksesoris sepak bola mancanegara tersedia di sini. Atribut klub raksasa Inggris, Manchester United (MU) paling banyak diminati, terutama kaos nomor tujuh milik Christiano Ronaldo,” tuturnya.
Ternyata hobi juga harus ’dibentengi’ dengan kemauan dan semangat untuk bekerja keras.
Sandhi Wahyutomo, pemilik Bintang Advertising dengan latar belakang sarjana scient biologi sukses menjadi pengusaha yang Bergerak di bidang advertising. “Bagi saya, untuk menjadi seorang pengusaha, tidak perlu kuliah di jurusan ekonomi. Bahkan saya merasa, dengan kuliah di ilmu pasti yang saya ambil, banyak keuntungan yang bisa saya dapat. Paling tidak, logika berpikir di ilmu pasti, sangat cocok diterapkan di dunia usaha,” kata alumni Unibraw, Malang.
Keinginan untuk berusaha sendiri, dimulai dari kesukaannya membuatgambar sekaligus mengkombonasikan dengan berbagai macam warna.Sejak di bangku kuliah, ia sudah bekerja paruh waktu membantu teman-temannya yang bergerak di bidang advertising. Setelah tamat kuliah, ia kembali ke kota kelahirannya, Surabaya, lalu memulai usaha di dunia advertising dengan modal ketrampilan yang diperoleh saat ’nyambi’ waktu kuliah. Bermodal satu mesin cetak sederhana dua warna, Sandhi memulai bisnis yang menurutnya tidak mengenal pasang surutnya waktu ini.
”Prinsip saya adalah berusaha menuruti permintaan konsumen. Misalnya ada orang yang ingin mencentak bermacam-macam warna, tentu saja order ini saya berikan teman saya yang mempunyai mesin cetak lebih dari dua warna. Terkadang saya hanya mendesain iklan atau gambarnya, sedangkan yang mencetak orang lain. Terkadang ada juga orang yang minta dibuatkan gambar iklan untuk di media cetak. Saya mencoba untuk menggambarkan sekaligus saya juga menjadi agency iklan,” jelasnya.

Tidak ada komentar:

Statistik pengunjung