PENGANTAR REDAKSI: Masa depan bangsa ada di tangan generasi muda. Tapi bagaimana nasib bangsa ini jika sebagian besar anak-anak dari keluarga miskin harus putus sekolah karena terbelit masalah ekonomi? Pemberian beasiswa menjadi solusi cerdas untuk membeli peluang dan kesempatan belajar kepada anak-anak yang berprestasi.
Persoalan mendasar yang dihadapi sekolah- sekolah penyelenggara pendidikan yang berafiliasi pada yayasan adalah cekaknya dana operasional sekolah. Tak heran, bila pengelola sekolah dan yayasan terus ‘bergerilya’ melobi lembaga donatur dan perorangan agar ada kucuran dana beasiswa sebagai ‘dewa penolong’ bagi siswa/i dari keluarga miskin untuk melanjutkan pendidikan.
Hal ini dialami SMP Islam Abhariah Yayasan Ponpes Abhariah, Jerneng, Desa Trong Tawah, Kecamatan Labuapi, Lombok Barat. Banyak orangtua yang mempercayakan pendidikan anak mereka pada lembaga pendidikan tersebut.
Dari 175 orang murid atau santrinya, hampir 75% berasal dari keluarga miskin. Namun semangat para siswa untuk bersekolah dan menimba ilmu tidak kendor. Bahkan, prestasi akademik banyak ditoreh siswa dari keluarga tidak mampu.
Fakta ini mengundang simpati Tim Penggerak PKK NTB diketuai Hj Baiq Adnin Serinata memberikan beasiswa pendidikan kepada dua orang santri/murid pada SMP Islam Abhariah. ‘’Mereka ini dibiayai dari SMP hingga tamat SMA nanti,‘’ ujar H Iskandar Junaidi, Kepala Sekolah SMP Islam Abhariah, Jerneng.
Pemberian beasiswa di SMP Islam Abhariah setiap tahun terus bertambah dari lembaga donatur lain. Ada program beasiswa dari Asian Development Bank (ADB) dan Transisi Retrifal Diknas Lombok Barat. Bea siswa ini diperuntukkan bagi siswa yang drop out atau putus sekolah karena alasan tidak mampu secara ekonomi dan lokasi tempat tinggalnya dengan sekolah yang sangat jauh. Bantuan beasiswa dari dana ADB sudah didapat 13 anak sebanyak Rp 240 ribu/tahun. Dana dari Transisi Retrifal Diknas Lombok Barat juga diterima 15 siswa di sekolah ini.
Pemberian beasiswa tentunya didasarkan pada sejumlah persyaratan. Di antaranya, papar H Iskandar, siswa tersebut dari sisi ekonomi sangat lemah namun prestasi akademik cukup menonjol, lokasi sekolah dengan tempat tinggalnya berjauhan dan dari keluarga yang tidak mampu. ‘’Untuk memberikan kesinambungan pendidikan pada anak-anak di SMP ini, kami masih melobi lembaga-lembaga keuangan pelaksana beasiswa, agar siswa dari kalangan tak mampu di sini tetap bersekolah,’’ kata H Iskandar.
Kebijakan beasiswa tahunan juga dilakukan SMUK Santo Yoseph Denpasar untuk menolong anak didiknya yang berprestasi dari keluarga kurang mampu dan siswa yatim piatu. Drs Piet Nengah Suena, Kepala Sekolah SMAK Santo Yoseph mengatakan, pihaknya berupaya program Dana Siswa Kelangsungan Belajar (DSKB) tersebut tepat sasar dengan mendata siswa yatim piatu dengan peringkat tertinggi dan siswa dari keluarga miskin.
Beasiswa DSKB memberikan keringanan biaya SPP hingga siswa lulus sekolah. Pada periode 2006-2007, tercatat lima siswa yang mendapat beasiswa. “Program DSKB berlangsung kurang lebih 25 tahun. Bantuan keringan biaya sekolah ini tidak hanya untuk siswa SMU saja tetapi mulai dari murid TK,” ujar Piet Nengah Suen.
Selain program DSKB, SMUK St Yoseph juga mendapat bantuan beasiswa dari pemerintah untuk 15 siswa/i yang berbakat dan berprestasi di bidang akademik dengan nominal Rp 360 ribu/orang dalam satu semester sejak tahun 2005 lalu. (Hernawardi &Heni Kurniawati)
Persoalan mendasar yang dihadapi sekolah- sekolah penyelenggara pendidikan yang berafiliasi pada yayasan adalah cekaknya dana operasional sekolah. Tak heran, bila pengelola sekolah dan yayasan terus ‘bergerilya’ melobi lembaga donatur dan perorangan agar ada kucuran dana beasiswa sebagai ‘dewa penolong’ bagi siswa/i dari keluarga miskin untuk melanjutkan pendidikan.
Hal ini dialami SMP Islam Abhariah Yayasan Ponpes Abhariah, Jerneng, Desa Trong Tawah, Kecamatan Labuapi, Lombok Barat. Banyak orangtua yang mempercayakan pendidikan anak mereka pada lembaga pendidikan tersebut.
Dari 175 orang murid atau santrinya, hampir 75% berasal dari keluarga miskin. Namun semangat para siswa untuk bersekolah dan menimba ilmu tidak kendor. Bahkan, prestasi akademik banyak ditoreh siswa dari keluarga tidak mampu.
Fakta ini mengundang simpati Tim Penggerak PKK NTB diketuai Hj Baiq Adnin Serinata memberikan beasiswa pendidikan kepada dua orang santri/murid pada SMP Islam Abhariah. ‘’Mereka ini dibiayai dari SMP hingga tamat SMA nanti,‘’ ujar H Iskandar Junaidi, Kepala Sekolah SMP Islam Abhariah, Jerneng.
Pemberian beasiswa di SMP Islam Abhariah setiap tahun terus bertambah dari lembaga donatur lain. Ada program beasiswa dari Asian Development Bank (ADB) dan Transisi Retrifal Diknas Lombok Barat. Bea siswa ini diperuntukkan bagi siswa yang drop out atau putus sekolah karena alasan tidak mampu secara ekonomi dan lokasi tempat tinggalnya dengan sekolah yang sangat jauh. Bantuan beasiswa dari dana ADB sudah didapat 13 anak sebanyak Rp 240 ribu/tahun. Dana dari Transisi Retrifal Diknas Lombok Barat juga diterima 15 siswa di sekolah ini.
Pemberian beasiswa tentunya didasarkan pada sejumlah persyaratan. Di antaranya, papar H Iskandar, siswa tersebut dari sisi ekonomi sangat lemah namun prestasi akademik cukup menonjol, lokasi sekolah dengan tempat tinggalnya berjauhan dan dari keluarga yang tidak mampu. ‘’Untuk memberikan kesinambungan pendidikan pada anak-anak di SMP ini, kami masih melobi lembaga-lembaga keuangan pelaksana beasiswa, agar siswa dari kalangan tak mampu di sini tetap bersekolah,’’ kata H Iskandar.
Kebijakan beasiswa tahunan juga dilakukan SMUK Santo Yoseph Denpasar untuk menolong anak didiknya yang berprestasi dari keluarga kurang mampu dan siswa yatim piatu. Drs Piet Nengah Suena, Kepala Sekolah SMAK Santo Yoseph mengatakan, pihaknya berupaya program Dana Siswa Kelangsungan Belajar (DSKB) tersebut tepat sasar dengan mendata siswa yatim piatu dengan peringkat tertinggi dan siswa dari keluarga miskin.
Beasiswa DSKB memberikan keringanan biaya SPP hingga siswa lulus sekolah. Pada periode 2006-2007, tercatat lima siswa yang mendapat beasiswa. “Program DSKB berlangsung kurang lebih 25 tahun. Bantuan keringan biaya sekolah ini tidak hanya untuk siswa SMU saja tetapi mulai dari murid TK,” ujar Piet Nengah Suen.
Selain program DSKB, SMUK St Yoseph juga mendapat bantuan beasiswa dari pemerintah untuk 15 siswa/i yang berbakat dan berprestasi di bidang akademik dengan nominal Rp 360 ribu/orang dalam satu semester sejak tahun 2005 lalu. (Hernawardi &Heni Kurniawati)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar