Sabtu

Falun Dafa (Falun Gong)

Menempa Jiwa Raga, Menyehatkan Diri
OLEH: DIDIK PURWANTO

Sehat secara jiwa, raga dan watak menjadi dambaan bagi semua umat manusia. Banyak cara untuk mencapai hal tersebut. Salah satunya dengan mengikuti latihan meditasi Falun Dafa (Falun Gong). Falun Dafa (Falun Gong) diperkenalkan pertama kali oleh Master atau Guru Li Hongzhi pada 13 Mei 1992 di Cina. Ia mengambil anasir generik dari konfusianisme, taoisme dan sebuah madzab Buddha kemudian dikombinasikan dengan tradisi meditasi qiqong (baca: Chi kung) dalam paket baru bernama Falun Gong.
Seratus juta orang dari 78 negara di dunia saat ini sedang menekuni dan mendalami meditasi tersebut. Metode yang digunakan dalam meditasi tersebut adalah metode kultivasi (penempaan diri) secara ganda yaitu pada jiwa, watak dan raga. “Nilai yang kami perjuangkan dengan menempa ketiga hal tersebut adalah menyelaraskan dengan hukum atau karakter alam semesta yakni Zhen, Shan dan Ren (Sejati, Baik dan Sabar) yaitu apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan menyangkut watak dan moral manusia,”ujar salah satu relawan yang enggan disebut namanya di Lapangan Puputan Badung Denpasar.
Gerakan Falun Dafa (Falun Gong) sangat sederhana dan mudah dipelajari. Terdiri dari lima gerakan yang dilakukan secara duduk bersila dan berdiri diiringi alunan musik khas Cina. Selain itu, sebagai tambahan wawasan untuk mencapai kondisi jiwa dan kesadaran spiritual yang bertaraf tinggi, jiwa ditempa secara terus menerus dengan membaca buku Zhuan Falun. Karena Falun Dafa (Falun Gong) bukanlah agama maka tidak mengenal ritual atau aktifitas tertentu seperti dalam kegiatan keagamaan. Walau sempat dilarang berkembang oleh Partai Komunis Cina (partai yang berkuasa di Cina), Falun Dafa (Falun Gong) bukanlah organisasi yang melibatkan diri dalam kegiatan politik atau gerakan organisasi massa.
Para praktisi (sebutan untuk pengikut Falun Dafa) dengan keinginan sendiri berlatih dan belajar bersama. Tidak ada biaya pendaftaran dan terbuka untuk semua golongan. “Mulai dari pengusaha, ibu rumah tangga, pedagang bahkan Sri Empu (pendeta) ikut menempa diri di sini,” tambahnya.

Tidak ada komentar:

Statistik pengunjung