Selasa

Heart Intelligence: Metode Mengetahui Jati Diri Manusia

Pengantar Redaksi: Manusia dianugerahi kesempurnaan berupa hati yang dapat membedakan hal baik dan buruk. Potensi tersebut dapat dimaksimalkan bahkan dapat digunakan untuk mengetahui jatidiri seseorang dan meraih sukses dalam pekerjaan, karir dan cita-cita. Bagaimana cara mengoptimalkan potensi yang telah dianugerahkan Tuhan agar bermanfaat bagi sesama? Simak laporan khusus edisi ini.
OLEH: DIDIK PURWANTO & HERNAWARDI
Untuk dapat membangun jati diri diperlukan pemahaman tentang hakikat manusia, simpul permasalahan manusia, mengenal sang pencipta dan penyucian jiwa. Salah satu wujudnya adalah hasrat untuk selalu menjadi manusia yang terbaik dan selalu memperbaiki diri.
Proses memperbaiki kesalahan diri atau disebut dengan hijrah selalu dimulai dengan niat. Dan niat tidak harus diucapkan secara lisan namun bisa juga melalui hati. Dari hati tersebut, proses menemukan jati diri akan dimulai dengan cara menjawab siapa saya (who am I).
Ada empat pertanyaan yang harus dijawab untuk menemukan jati diri Anda sendiri yaitu siapa pencipta kita, untuk apa kita diciptakan, apa yang harus kita perbuat di dunia ini dan apa sejatinya tujuan hidup kita. Dari pertanyaan tersebut kita dapat mengenal hakikat manusia diciptakan oleh Tuhan di muka bumi yaitu beribadah kepada Tuhan, melakukan apa yang diperintahkan-Nya dan menjauhi apa yang dilarang-Nya.
Namun untuk mencapai hakikat manusia seutuhnya masih banyak dilakukan penyimpangan dan permasalahan di dalam hati manusia. Permasalahan tersebut antara lain tidak memahami satu sama lain, prasangka, merasa cukup, sombong, berbantah-bantahan, iri, dengki, keluh kesah, malas dan takut. Dari simpul permasalahan di atas diperlukan kecerdasan hati yang meliputi IQ (cara memahami dan menganalisis antarsesama), EI (cara berinteraksi dan merasakan empati antarsesama) dan SI (cara merenung dan memaknai hidup).
Penyatuan pemikiran secara emosional, intelektual dan spiritual diyakini dan telah terbukti mampu meningkatkan kecerdasan, meraih sukses dan mampu mengukir prestasi. Wakil Ketua DPRD Lombok Barat (Lobar), HA Isror Idris tidak membantah jika penyatuan ketiga unsur itu dinilai memiliki arti yang sangat strategis dalam menumbuhkan daya kreasi, pencapaian prestasi guna meraih hidup yang lebih sukses bagi seseorang.
Menurut politikus asal PBB ini, dalam ajaran agama juga diterangkan untuk menciptakan manusia yang berkualitas, berilmu, cerdas hendaknya juga ditunjang tiga hal. Di antaranya faktor pribadi (tingkat emosional) orang itu sendiri, moralitas dan tingkat ketaqwaan (pendekatan) dirinya kepada Tuhan. Faktor keilmuan (pendidikan) atau tingkat intelektualitas seseorang juga tak kalah pentingnya dalam mencetak kader/manusia yang berkualitas. Dan jangan lupa dimensi spiritual juga harus dijadikan tameng penting yang harus didorong baik dari dalam maupun dari luar yang intinya mengharapkan ridha Tuhan. “Hal ini tidak terlepas dari tingkat pendekatan atau hubungan manusia dengan khalik-Nya. Jadi tiga hal penting diatas dinilai sangat besar artinya membawa seseorang mencapai kesuksesan atau kemajuan,” ujar H Isroro.

Tidak ada komentar:

Statistik pengunjung