Selasa

Jadi Gampang Dengan Jarimatika

Oleh: Wayan Nita
Belajar matematika……ehm, semua anak pasti menolak dan mengatakan matematika adalah pelajaran yang paling sulit. Siapa yang tidak tahu mata pelajaran wajib yang ada di kurikulum sekolah dari SD sampai SMA. Matematika memang identik dengan berhitung menggunakan banyak rumus, rumit dan tidak bisa dihafal.
Untuk pintar dalam pelajaran matematika, kita harus senang dengan matematika dan sering berlatih. Sejak kecil kita sudah harus senang dan tekun belajar matematika. Tapi kini belajar matematika tidak sulit lagi karena ada tempat belajar matematika menggunakan jari.
Adalah Septi Wulandari, seorang ibu rumah tangga dari Salatiga yang telah menemukan metode berhitung menggunakan jari. Dengan mengikuti training yang dipegang langsung oleh Septi, Johar Arifin dan Reni Puripuspita mendapatkan sertifikat untuk membuka cabang Jarimatika di Bali dan mengajar langsung murid-muridnya.
Metode berhitung menggunakan jari telah tersebar di Jawa seperti Jakarta, Surabaya, Bandung dan Yogyakarta. Sedangkan untuk di Bali baru resmi dibuka 25 Juli 2007 lalu dengan siswa pertama 25 anak. Reni terjun langsung mengajarkan anak-anak yang kebanyakan masih kelas 3 SD tersebut. Anak diajarkan belajar matematika dengan bermain sambil bernyanyi untuk menghilangkan kesan sulit pada matematika dan membuat anak merasa enjoi selama belajar.
Ibu dua putra ini mengungkapkan bahwa mengajarkan anak untuk bermain dan bernyanyi tergantung dengan kreativitas guru. Bisa dilakukan tapi tidak boleh keluar dari tema belajar yang sedang diberikan di dalam kelas. Misal untuk mengajarkan anak tahu rumus luas lapangan, maka anak diajak mengelilingi lapangan agar anak tahu mana yang namanya panjang dan lebar. Sehingga pada waktu diberikan soal mencari luas lapangan imajinasi anak langsung bereaksi dengan pelatihan yang diberikan. “Belajar diselingi bermain dan bernyanyi bertujuan untuk mengusir jenuh anak-anak,” tambah Reni yang membuka kursus ABACA Jarimatika di Jl Tukad Pakerisan No. 77C, Denpasar.
Untuk anak pra-TK, belajar matematika dengan menyanyikan angka. Waktu guru menyebutkan angka satu disertai dengan menunjukkan satu buah benda (misal satu buah pensil) setelah itu guru menunjukkan angka satu dengan tangannya. Sehingga dalam belajar anak dapat melihat lagsung contoh-contohnya.
Setiap pelajaran yang diberikan di ABACA Jarimatika ini ada panduannya dan ada kenaikan level. Maksimal anak belajar dalam kelas selama tiga bulan kemudian diberikan ujian untuk kenaikan level. Dan setiap level cara belajar menggunakan jari berbeda-beda. Setelah anak diberikan teori belajar dengan jari kemudian anak diberikan soal untuk mengetahui daya tangkap anak pada materi. Kalau belum jelas maka guru akan mengulang sampai anak tersebut bisa.
Berbeda dengan belajar membaca pada anak umumnya, di ABACA Jarimatika diajarkan membaca per dua huruf. Menggunakan pola yang sama saat belajar menghitung yaitu dengan bernyanyi dan bermain. Misalnya anak ditunjukkan kartu dengan gambar apel yang berwarna merah dan anak diajak mengucapkan kata apel dan merah. Ditunjukkan lagi gambar baju dan bersama-sama mengucapkan kata baju. Kemudian ditunjukkan lagi kartu gambar cabai yang berwarna merah dan bersama-sama mengucapkan kata cabai, maka anak akan serempak bilang pedas. “Sehingga setelah belajar membaca sambil bermain tidak sengaja anak telah belajar menghafal kata dan warna,” ujar Reni yang tinggal di Jl Mayang Sari No 9 Sidakarya, Denpasar.

Tidak ada komentar:

Statistik pengunjung