Jumat

Semarak Hiburan Tahun Baru Di Kuta

OLEH: DIDIK P/ IKA LUZYA

Ragam acara mewarnai perayaan tutup tahun 2006 dan memasuki tahun baru, 1 Januari 2007 di seputar kawasan Kuta, Bali. Selain konvoi di jalan-jalan sembari meniup terompet, juga ada yang sekedar duduk menanti semaraknya suara terompet bergemuruh sebagai pertanda memasuki tahun baru.

Hampir semua ruas jalan sekitar kawasan Kuta seakan disesaki hiruk pikuk manusia. Wisatawan nusantara, wisatawan asing maupun warga setempat tidak kuasa menyembunyikan raut wajah yang riang dan saling melempar senyum, di hamper setiap sudut kawasan, antara lain Jl Legian dengan monumen Ground Zero dan Paddy’s Pub serta di sederet café.

Karena itu, sejak pukul 20.00 WITA, arus lalu lintas menuju kawasan Pantai Kuta dari arah Legian ditutup. Meski mendung sempat menyelimuti langit Kuta, namun tidak mampu menyurutkan niat warga, pelancong dan wisatawan asing untuk merayakan pergantian tahun di sepanjang pesisir pantai.

Dentuman suara musik yang keras dan tontonan hiburan yang menarik terjadi di sepanjang jalan, baik digelar oleh masyarakat secara swadaya maupun suguhan pemilik café dan restoran. Seperti MBarGo dengan live music, Hook Café dengan sexy dancer yang memukau pengguna jalan. Di Crusoe’s Café justru bule sebagai penerima tamu, Quicksilver dan Surfer Girl dengan atraksi live music dan dance floor hingga dentuman musik yang memicu adrenalin di Sky Garden Lounge dan gekar diskon sampai 60% di Paddy’s Pub.

Khusus Starbucks Coffee, justru diisi dengan gelaran adu ponco yang diikuti wisatawan asing dan domestik sesaat jelang detik-detik pergantian tahun. Sekaa Teruna Wana Udaya Parwasta (ST WUP) dari warga Banjar Pengabetan Kelurahan Kuta menyuguhkan Fear For The Dark yang disemaraki live music, parodi, tari Bali dan door prize. Dana kegiatan diperoleh secara swadaya dengan cara menjual kaos WUP seharga Rp 75.000.

“Kegiatan ini khusus bagi warga banjar, PKK dan pemuda. Kegiatan yang digagas pemuda banjar ini selain lebih mempererat tali persaudaraan, juga bertujuan untuk menghindarkan generasi muda terjun ke lembah narkoba dan hura-hura di akhir tahun. Jauh lebih baik kita melestarikan budaya Bali,” tandas Kadek Suhardika, selaku Ketua Panitia.

Jalanan makin macet jelang detik pergantian tahun. Suara klakson motor, terompet, bleganjur, house music café makin membahana. Semua serentak membunyikan suara tanpa komando. Sesekali terlihat kembang api dari sudut Sky Garden Lounge dan Paddy’s Pub. Bule di jalanan cukup rajin mengucapkan Selamat Tahun Baru dan Happy New Year. Dentuman musik keras dan deru kendaraan jadi teman akrab menikmati momen tersebut sekitar kawasan Kuta.

Khusus sekitar bibir Pantai Kuta, sejak sore hari sudah menjadi lautan manusia, sembari menanti indahnya senja yang ditebar matahari terahkir di tahun 2006. Jelang malam, hamper semua pusat hiburan dijejali wisawatan asing. Wisatawan Australia yang mengantongi travel warning pun bebas berbaur dengan wisatawan lain. Tonny Robbinson misalnya, pria asal Australia itu sudah tiba di Bali sejak 18 Desember. Selain untuk merayakan Natal, Tonny bersama istrinya sudah berencana untuk berakhir tahun 2006 di Bali. Begitu juga Michael Ness (Canada) yang ke Bali seorang diri untuk menikmati tahun baru di Bali untuk keempat kalinya.

Di tengah aktivitas masyarakat jetset yang merayakan pergantian tahun dengan berpesta, tampak seorang pemulung yang mengais barang-barang bekas di sepanjang Jl Legian. Sukardi (46) asal Madura harus menafkahi 3 orang anaknya yang tidak sekolah. Tak heran jika di tengah hingar bingar kawasan Legian, Sukardi tak segan memulung. Betapa kesenjangan masih terbit di negeri ini. Pelepasan tahun 2006 dan penyambutan tahun 2007, ditandai pemukulan kentongan oleh Bupati Badung, Anak Agung Gde Agung didampingi Kapolda Bali, Irjen (Pol) Drs Paulus Purwoko, MDA.

Tidak ada komentar:

Statistik pengunjung