Jumlah sampah di kota Surabaya kian bertambah banyak seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Sedangkan TPA Benowo, diperkirakan hanya mampu menampung sampah dalam kurun waktu 10 tahun. Karena itu warga kota harus dilibatkan dalam menangani masalah sampah ini. Di Kota Surabaya terdapat dua daerah percontohan pengolahan sampah yaitu daerah Jambangan dan Kaliurang.
Daerah Jambangan mensosialisasikan kompresor untuk pengolahan sampah, sedangkan di daerah Kaliurang menggunakan keranjang sakti Takakura. Nama Takakura diambil dari pakar kompos asal Jepang bernama Takakura. Keranjang ini adalah wujud kerja sama antara pemerintah Jepang dengan Universitas Surabaya (Ubaya) dalam upaya pengolahan sampah. Tempat berbentuk kotak ini adalah suatu metode pengolahan sampah organik skala rumah tangga
Sampah rumah tangga dipilah menjadi sampah organik dan anorganik. Sampah anorganik sendiri dipilah-pilah menjadi plastik, logam dan kertas. Semua jenis sampah tersebut kemudian dikumpulkan di TPS yang diberi nama graha kompos, yang juga menjadi kantor Pusdakota.
Sampah anorganik dijual kepada pengepul. Hasilnya dikembalikan ke masyarakat. Untuk sampah organik, diolah menjadi kompos. Sampah organik tersebut dikeringkan, lalu dicacah dan dicampur sekam serta pupuk kompos yang sudah jadi lalu dimasukkan dalam bak pertama selama dua hari. Selanjutnya, sampah dipindahkan ke bak kedua dan begitu seterusnya sampai hari ke-14. Tujuannya untuk mengatur suhu sampah tersebut.
Lalu kompos ini dibagi kepada setiap keluarga untuk dimasukkan ke dalam keranjang composting Takakura tersebut. Keranjang sampah Takakura didesain memiliki sirkulasi udara bagus dan dindingnya dilapisi karung trampil/kardus bekas. Isi pupuk kompos setengah volume keranjang sebagai perangsang pengomposan. Setiap hari, sampah organik tinggal dimasukkan warga ke keranjang, diaduk lalu ditutup dengan bantalan sekam. Proses pengomposan dengan teknik Takakura ini membutuhkan waktu sekitar 2 minggu. Pupuk inilah yang digunakan untuk penghijauan daerah mereka.
Di Bali penggunaan keranjang komposting Takakura dipopulerkan Yayasan Balifokus untuk mengolah sampah rumah tangga di desa/banjar. Ketua Balifokus Ir Yuyun Ismawati, mengatakan awalnya yayasan yang berdiri tahun 2000 ini bergerak di bidang sanitasi lingkungan. Sedangkan program pengolahan sampah baru dirintis enam bulan silam. Program ini tidak lepas dari kiprah Balifokus yang terletak di Perumahan Nuansa Damai 1 Jl Raya Kuta 55xx, Kuta, sebagai jembatan ilmu bagi masyarakat untuk belajar mencintai lingkungan.
Agar programnya menyentuh langsung persoalan sampah rumah tangga, Balifokus menggalang kerjasama dengan para staf desa dan ibu rumah tangga. ”Balifokus menggali kesadaran masyarakat untuk membuat kompos secara mandiri dari sampah rumah tangga mereka sendiri untuk digunakan sendiri ataupun dijual,” tutur Ismawati alumni Teknik Lingkungan, ITB. Untuk saat sekitar 200 keluarga di Bali yang menggunakan metode keranjang Takakura, di antaranya warga desa Banjar Buana Asri, Monang-Maning, Denpasar.
Sabtu
Sosialisasi Keranjang Sakti Takakura
OLEH: WURI WIGUNANINGSIH
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar