Rabu

Kodrat Manusia Adalah Herbivora

Drs. Susianto
Gaya hidup veggie, atau yang dikenal dengan pola vegetarian bukan hal yang asing lagi terdengar di telinga kita. Dewasa ini, penganut pola makan non unsur hewani justru meningkatkan jumlahnya, mulai kalangan masyarakat menengah ke atas hingga ke bawah. Berbagai alasan mereka lontarkan untuk menjelaskan mengapa pola hidup yang mereka pilih.
Di Indonesia, ada sebuah wadah bagi kaum vegetarian yakni KVMI (Keluarga Vegetarian Maitreya Indonesia ). Namun karena terkesan ekslusif (kaum buddis) maka KVMI diubah namanya menjadi Indonesia Vegetarian Society yang disingkat IVS, agar lebih mudah diterima di dunia international dan semua kalangan di Indonesia. Berikut wawancara media ini dengan Ketua Operasional IVS Pusat, Drs. Susianto;

Bagaimana perkembangan vegetarian hingga menjadi trend global sekarang ini?

Kuncinya, keinginan yang kuat untuk sehat. Dulu orang ingin menjadi vegetarian pada umumnya karena alasan spiritual, peduli lingkungan dan sosial. Apalagi IVS ini berangkat dari komunitas Buddis, tetapi sekarang ini, alasan kesehatan dengan dilakukannya banyak penelitian medis terutama di Amerika. Pada tahun 1956, Amerika mempunyai pola makan nasional ‘’The Basic Four Food Group’’ yang sangat mirip dengan pola makan yang dianjurkan Departemen Kesehatan ‘’Empat Sehat Lima Sempurna’’. Tiga puluh tahun kemudian terungkap bahwa pola makan yang menyertakan konsumsi hewani tersebut ternyata berujung pada hal-hal berikut. 1 dari 2 kematian disebabkan penyakit jantung. 1 dari 4 penduduk menderita hipertensi dan 1 dari 10 penduduk menderita diabetes. Karena itu, pada tahun 1991 dibuatlah konsep pola makan baru oleh Physician Committee for Responsible Medicine, yakni ‘’The New Four Food Group’’ yang terdiri dari bahan makanan, padi-padian, legum, sayuran dan buah-buahan. Terciptalah konsep pola makan baru berdasarkan hasil riset. Yakni, 90 – 97 % penyakit jantung dapat dihindari dengan pola makan vegetarian (menurut American Medical Assiciation, AMA) dan 40 – 60 % kanker dapat dihindari dengan tidak makan daging (menurut American Cancer Society).

Lalu di Indonesia, bagaimana komunitas vegetarian bisa berkembang?

Komunitas vegetarian di Indonesia sudah banyak sekali, dan kami juga membentuk wadah KVMI (Keluarga Vegetarian Maitreya Indonesia ) pada bulan Agustus 1998 untuk mewadahi komunitas vegetarian untuk saling menukar informasi dan pengalaman. Pada Bulan Oktober 2006 lalu, KVMI yang telah memiliki cabang di 35 kota di Indonesia . Setelah kami mengikuti kongres vegetarian sedunia di India, dan kami sepakat dalam rakernas, KVMI menjadi IVS (Indonesia Vegetarian Society). Jadi sekarang ini, kami tidak terkesan ekslusif. Padahal dulu KVMI itu hanya namanya saja, tetapi sebenarnya KVMI ini tidak pernah melarang (selain Buddis) untuk bergabung dengan KVMI dan sekarang ini berganti nama menjadi IVS dengan anggota dari seluruh Indonesia dengan berbagai macam suku dan agama.

Benarkah pandangan bahwa manusia sudah dikodratkan untuk menjadi vegetarian?

Terlepas dari hasil riset, secara historis, zaman dulu nenek moyang menusia adalah pemakan tumbuh-tumbuhan (herbivora). Dari literatur sejarah membuktikan bahwa, para pemuka agama zaman dulu tidak menyantap daging bahkan melarang melakukan pembunuhan makhluk bernyawa termasuk hewan. Sedang mereka yang memakan hewan buruan pada waktu itu karena persediaan makanan telah habis. Begitu juga jika dilihat dari bentuk anatomi alat pencernaan manusia yang berliku-liku dengan panjang antara 6 – 10 meter. Sedangkan usus karnivora (pemakan daging) hanya sekitar 2 – 3 meter. Hewan-hewan karnivora memiliki gigi dan kuku yang tajam untuk mengoyak daging, sedangkan manusia seperti halnya hewan-hewan herbivora memiliki gigi dan kuku yang majal. Banyak lagi persamaan anatomi manusia dengan anatomi hewan herbivora, misalnya jumlah kelenjar ludah, kelenjar lambung dan lain-lain. Dari bukti-bukti ini manusia sebenarnya masuk dalam jenis herbivora alias pemakan tumbuh-tumbuhan.

Sedang mereka yang memakan daging apa efeknya?

Dengan anatomi seperti itu, daging yang disantap manusia akan cepat mengalami pembusukan, karena itu harus cepat dikeluarkan dari tubuh. Namun dengan berliku-likunya usus manusia, toksin yang terbentuk dari metabolisme daging tidak segera dapat dibuang. Akibatnya, toksin tetap berada dalam usus dan meracuni tubuh.

Banyak orang yang ingin beralih menjadi vegetarian namun mereka mengaku tubuh menjadi lemas dan pucat?

Memang, mengubah pola makan lama tidak mudah. Meski hasil penelitian telah membuktikan efek positif pada pola makan vegetarian, namun orang masih berpikir untuk mengubah pola makan ini. Karena disinyalir mereka menjadi lemas dan muka pucat atau kekurangan gizi. Padalah tidak seperti itu jika pola makannya seimbang. Mereka lemas karena nutrisi makannya tidak mencukupi akibatnya tubuhnya akan sangat rentan dengan penyakit. Kenyataannya pola makan vegetarian merupakan diet yang seimbang. Tiga nutrisi utama yang mendasari semua pola makan yang baik (karbohidrat, protein, lemak) terwakili secara ideal dalam menu vegetarian. Tanaman sebagai sumber utama makanan vegetarian mengandung berbagai macam nutrisi penting termasuk nutrisi mikro. Memang tidak setiap bahan pangan mengandung nutrisi lengkap. Karena itu mengkonsumsi sayur mayur dan buah-buahan secara variatif, akan memenuhi kebutuhan nutrisi. Protein bisa didapat dari kacang-kacangan, biji-bijian, buah-buahan dan sayuran. Kalsium dapat diperoleh dari sayuran hijau seperti sawi, bayam, brokoli, kedelai dan lainnya.

Bagaimana Anda mensosialisasikan pola makan vegetarian kepada masyarakat?

IVS adalah organisasi vegetarian non-komersial, bertujuan menyebarkan cinta kasih, memasyarakatkan vegetarianisme dan menyelamatkan kehidupan dunia melalui vegetarianisme. Keanggotaan IVS bersifat terbuka bagi simpatisan vegetarian maupun non-vegetarian tanpa melihat agama, dan suku bangsa. Aktivitas dan pengurus IVS bersifat sukarela, tidak menerima imbalan berupa uang maupun lainnya. IVS juga aktif dalam kegiatan seminar di kota-kota cabang IVS bekerja sama dengan banyak intansi dan universitas, di antaranya Yayasan Studi Spiritualitas ‘’Brahma Kumaris’’, Universitas Atmajaya, Universitas Trisakti, Universitas Tarumanegara, Universitas Bina Nusantara, Universitas Udayana, Gramedia dan lain-lain.
(Pewawancara Agus Salam)

BIODATA
Nama : Drs. Susianto
Pendidikan terakhir :
- Sedang menempuh kuliah S2 di UI Jurusan Gizi.
- Sarjana UGM Jurusan Kimia.
Jabatan :
Ketua Operasional IVS Pusat.
Koordinator Regional Internasional Vegetarian Union (IVU) wilayah East/Southeast Asia & Oceania, memiliki cabang di 120 negara termasuk Indonesia.

Tidak ada komentar:

Statistik pengunjung