Mustafa Muhammad Bong
Budaya populer yang sekarang ini menghinggapi dunia anak muda terutama di kota kota besar, semakin meresahkan orangtua dan kaum spiritual bangsa ini. Pasalnya, budaya populer ini identik dengan kebebasan bergaul dan semangat memberontak. Banyak penyebab, mengapa mereka bergaya dan memutuskan untuk mengadopsi budaya populer. Salah satunya media informasi yang memiliki andil besar terbentuknya generasi amburadul ini. Seberapa besar pengaruh media komunikasi terhadap pengaruh budaya populer ini? Berikut wawancara media ini dengan Ketua Umum Yayasan Pendidikan Nusantara dan Pimpinan Pondok Pesantren Tionghoa - Melayu, KH. Mustafa Muhammad Bong.
Apa sebenarnya pengaruh budaya populer terhadap generasi muda sekarang ini?
Budaya populer sekarang ini merupakan salah satu dampak dari era globalisasi, baik itu perdagangan bebas, politik, budaya dan didukung dengan teknologi komunikasi canggih. Informasi apa saja masuk dengan bebasnya, termasuk budaya asing baik itu berupa fesyen, gaya hidup, pergaulan bebas (seks bebas), pemakaian obat terlarang dan lain-lain. Sebenarnya sejak jaman penjajahan Belanda, sudah masuk unsur ideologi budaya sekuler lalu berkembang menjadi budaya popular. Karena pengaruh agama (waktu itu Islam) yang kuat, pengaruh budaya popular ini tidak berkembang.
Bukankah kecanggihan alat komunikasi memberikan nilai positif bagi pengaksesan ilmu pengetahuan?
Memang teorinya seperti itu bahwa kecanggihan alat komunikasi juga ada nilai positifnya dalam mentransfer ilmu pengetahuan dan lain-lain. Namun dengan kecanggihan itu pula banyak disalahgunakan para generasi muda untuk mentrasfer budaya asing tanpa memilah terlebih dahulu mana yang baik maupun yang jelek. Internet misalnya, mungkin bagi orangtua akan bangga melihat anaknya mahir menggunakan komputer bahkan mampu mengakses komputer. Tetapi kemampuan mengoperasikan komputer itu disalahgunakan untuk yang lain, misalnya mengakses situs porno atau chatting dan lain sebagainya.
Bagaimana dengan media televisi?
Media ini banyak sekali andilnya dalam pembentukan budaya populer. Bahkan boleh dikata, media televisi yang paling banyak andil dalam melayani keinginan generasi muda terhadap budaya populer ini. Tayangan infotainment misalnya, sangat vulgar menguliti kehidupan kaum selebriti dengan kebebasannya dalam pergaulan, percintaan dan kehidupan glamor. Hampir semua stasiun televisi punya program tersebut. Begitu juga dengan tayangan sinetron yang hampir semuanya menjual mimpi. Semua bercerita tentang cinta, selingkuh, dan kehidupan kelas atas. Pokoknya full glamour.
Jadi televisi sekarang ini mampu merubah segalanya, baik itu pandangan hidup dan visi hidup anak muda sekarang dan jaringannya sudah menjadi alat sekulerisme global.
Dibandingkan dengan remaja masa lalu?
Menurut saya tidak separah sekarang ini. Walau dulu juga kita mengenal budaya populer disesuaikan dengan jaman tersebut dan hanya terbatas pada anak muda perkotaan saja. Tetapi sekarang, generasi muda kita hidup dalam hujan deras pengaruh budaya populer. Tak hanya mereka yang hidup di kota-kota besar tetapi juga masuk ke wilayah yang dikategorikan desa.
Separah itukah kondisi generasi kita?
Ya, saya melihat generasi muda terutama mereka yang mapan (kota-kota besar) hidup dalam multikulturalisme dan pluralisme nilai. Gaya hidup mereka adalah gaya hidup global, hingga kerap kali kehilangan identitas ketika harus merumuskan ke-Indonesia-an. Mereka dibesarkan dalam tingkat kemapanan yang cukup tinggi dan akses yang begitu luas terhadap berbagai bidang.
Apa saran Anda dengan gencarnya arus budaya populer di masyarakat kita?
Saya berharap para remaja memperdalam agama. Karena dengan kekuatan aqidah, dan kekuatan keimanan, budaya populer tersebut tidak akan menggoyahkan budaya ketimuran dan budaya Islam yang dimiliki oleh generasi kita. Sekeras apapun benturan budaya itu, Insya Allah tak akan menggoyahkan pendirian yang sudah ada. Jadi intinya adalah perkuat agama karena dalam agama terutama agama Islam mengajarkan mana yang baik dan mana yang jelek. Mana yang haram dan mana yang halal, mana yang diperintahkan dan mana yang dilarang.
(Pewawancara: Agus Aalam)
BIODATA:
Nama : KH. Mustafa Muhammad Bong
Kelahiran : Bangka Belitung, 29 Mai 1971
Pengalaman Organisasi :
1. Anggota Ikatan Cendikiawan Muslimin Indonesia (ICMI)
2. Ketua Bidang EKUIN DPP Front Pembela Islam (FPI) Pusat
3. Wakil Ketua Dept Dakwah DPP PPP
4. Ketua Umum Yayasan Pendidikan Islam Nusantara Rahmatanlilalamin
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar