Rabu

Cemoohan Lecut Semangat Berprestasi

Ni Luh Sudiasih (Ibunda Putu Chintya Devi Yuda)
Anak-anak penyandang cacat juga mempunyai hak untuk diakui eksistensinya. Cukup besar aral rintangan bagi mereka untuk membuktikan kemampuan serta talenta cemerlangnya. Pandangan miring serta cemoohan seringkali terlontar dari orang awam yang berada di sekitar mereka. Kebesaran hati serta dukungan dari keluargalah yang mampu lahirkan orang-orang besar dari kaum cacat seperti Stevie Wonder. Wartawati media ini berusaha menelisik dan menelusuri kisah perjalanan seorang bibit muda berprestasi, Putu Chintya Devi Yuda atau Atik. Meskipun ia telah dicap sebagai anak penyandang tuna rungu, kedua orangtuanya, Ketut Gede Darmayuda dan Ni Luh Sudiasih,
berjuang untuk meraih masa depan putri sulungnya. Berikut petikan wawancara media ini dengan ibunda Atik, Ni Luh Sudiasih.

Bagaimana awalnya Atik diketahui mengalami kekurangan pada fungsi organ tubuhnya?

Saat lahir, ia layaknya bayi normal lainnya. Namun setelah beberapa lama saya mencoba menstimulasi respon pendengarannya dengan bunyi-bunyian nyaring seperti bunyi jam weker. Alangkah kagetnya saya saat ia tidak merespon. Saya tambah shock lagi saat mendengar vonis dokter yang mengatakan alat pendengaran Atik sama sekali tuli total. Saat itu saya menangis dan berpikir kalau masa depan anak saya suram.

Apa tanggapan anggota keluarga yang lain serta orang di sekitar keluarga Anda?

Awalnya keluarga saya juga kaget, namun akhirnya bisa menerima jalan takdir ini. Yang menyakitkan saat Atik mendapat cemoohan dan menjadi tontonan beberapa orang seperti ‘topeng monyet’.

Apa tindakan ibu selanjutnya?

Saya berdoa dan terus mencari jalan agar bakat anak saya terasah. Juga memotivasinya agar tak selalu jadi bahan cemoohan. Dari banyaknya cemoohan dan pandangan miring orang tadi pada Atik memacu saya untuk membuktikan bahwa anak saya juga bisa berbuat sesuatu, bahkan lebih berprestasi seperti anak normal lainnya.Langkah ini ditempuh agar Atik bisa punya prestasi yang bisa diandalkan dan bisa jadi pegangan hidupnya kelak saat dewasa. Atik pun saya ajak terjun menekuni berbagai macam dunia seni mulai dari melukis dan modeling. Saat ini, ia lebih fokus ke modeling karena lebih mudah mempelajari gerak langkah saat di catwalk maupun dengan musik pengiringnya. Walaupun baru beberapa bulan ini ia belajar tapi saya dorong ia untuk ikut serta di berbagai lomba modeling. Hasilnya di luar dugaan, sampai saat ini ia mampu bersaing dengan kompetitornya secara sportif.

Bagaimana cara menjalin komunikasi yang baik antara keluarga dan anak tuna rungu?

Seluruh anggota keluarga harus berusaha belajar bahasa isyarat. Selain itu perlu membiasakan diri untuk memperhatikan kode-kode atau gesture khusus. Mimik wajah pun harus lebih jelas saat mengucapkan atau melafalkan suatu kata yang ditujukan untuk anak tuna rungu.

Bagaimana sosialisasi dengan dunia lingkungan baru?

Kalau di sekolah tidak ada masalah karena memang anak berkebutuhan khusus seperti Atik harus mendapatkan pendidikan di SLB. Sehingga lingkungan pergaulan dan belajarnya lebih kondusif serta mau menerima kondisinya. Kesulitannya saat ia berada di lingkungan asing seperti di tempat kursus modeling. Awalnya memang kesulitan saat ia harus menerima banyak materi baru di Montana Modelling, tempatnya berlatih sekarang. Karena saya selalu ingin memantau setiap kegiatan Atik, ia merasa tertekan. Sehingga ia sempat ngambek karena saya marahi akibat kurang bisa menangkap materi latihan. Sampai pelatihnya turun tangan dan menyarankan agar Atik tak perlu ditunggu saat latihan agar tahu cara tampil di publik. Akhirnya saya menyadari jika IQ anak berkebutuhan khusus seperti Atik sedikit kurang bisa cepat menangkap maksud suatu hal. Perlu ketelatenan khusus dan pemberian rasa percaya diri yang besar dari orang lain, khususnya dari orang tua agar si anak bisa mandiri.

Apa pesan bagi orangtua yang mempunyai anak cacat serta harapan untuk pemerintah?

Jangan berkecil hati dengan kekurangan yang diberikan Tuhan pada seorang anak. Maju terus dengan doa dan motivasi. Harapan untuk pemerintah agar memberikan perhatian dan bantuan bagi pemenuhan sarana dan pra sarana belajar bagi murid-murid SLB, seperti alat permainan, bangku, dan alat bantu lainnya. (Pewawancara: Indah Wulandari)

BIODATA
Nama : Putu Chintya Devi Yuda
Panggilan : Atik
Tanggal Lahir : 24 Agustus 1998
Nama Bapak : Ketut Gede Darmayuda
Nama Ibu : Ni Luh Sudiasih
Nama Adik : Made Satya Yuda Negara (7 tahun)
Alamat : Jl Tukad Pakerisan XVI B No. 7, Denpasar
Sekolah : Kelas IV SLB B Sidakraya
Prestasi : Juara 3 Kategori B Lomba Fotogenic Busana Nusantara Hardy’s Sanur (2007), Finalis Model Centro 2007, Peserta Contoh Management Mencari Bintang & Foto Model 2007

Tidak ada komentar:

Statistik pengunjung