Rabu

Pesinetron Jadi Vokalis: Harus Gali Bakat Untuk Eksis

Denny Sakrie
Musik Indonesia bisa berarti musik asli Indonesia ataupun dunia musik dengan keragaman jenisnya yang berkembang di Indonesia tanpa embel-embel asing. Perjalanan musik Indonesia sangatlah panjang dan banyak dipengaruhi oleh berbagai warna musik mancanegara yang semakin memperkaya khazanah musik Indonesia. Saat ini banyak artis dan pemain film yang terjun di dunia musik. Mereka dianjurkan untuk terus maju dengan menggali bakat. Jika tidak berkembang pasti ditinggalkan penggemar. Berikut ini cuplikan wawancara khusus wartawati media ini dengan seorang pengamat musik nasional, Denny Sakrie.

Sejak kapan musik Indonesia berkembang?

Musik Indonesia mulai semarak sejak tahun 1970, dimulai dari adanya pesta musik Summer 28 atau suasana menjelang kemerdekaan Indonesia ke-28 pada tahun 1973. Kisaran tahun-tahun itu musik kita didominasi oleh kemunculan grup pop rock, seperti Koes Plus, D’Lloyd dan Panbers. Di era 80-an berawal dari pesta musik di Ragunan muncullah God Bless. Jangan lupa juga itu masa keemasannya Chrisye, Emilia Contessa, Ebiet G. Ade dan Pance S. Pondaag. Lalu tahun 90-an itu eranya alternatif. Banyak band yang berkembang dari festival ke festival contohnya Dewa. Kalau sekarang industri musik kita banyak diisi oleh band-band yang memulai kariernya dari status band indie seperti Sheila On Seven (SO7), Peter Pan, Ungu, Nidji, dan banyak lagi.

Faktor apa saja yang mempengaruhi musik Indonesia?

Tolak ukur musik kita selalu melihat musik luar negeri. Sejak musik rock and roll berkembang di Amerika dengan ikon Elvis Presley kita juga kena imbasnya. Lalu muncul juga jenis musik yang dibawa Deep Purple dan Nirvana, tak lama banyak muncul band yang berkaca pada mereka. Industri musik pun disesuaikan dengan pasar seperti musiknya Koes Plus yang berkiblat pada The Beatles. Tapi tetap ada perbedaan antara musik barat dengan Indonesia.

Secara kualitas bagaimana musik Indonesia sekarang?

Kita tidak bisa membandingkan kualitas musik dulu dengan sekarang, kalau dulu penyanyi kita masih sedikit, dan masing-masing punya karakter sendiri jadi lagunya bisa lama diingat. Sekarang ini banyak sekali muncul band dan penyanyi baru, warna serta jenis musiknya juga sangat beragam. Tidak heran kalau lagunya hanya sebentar diingat masyarakat. Faktor penyebabnya karena industri musik yang juga terus berlomba mengeluarkan album yang sesuai pasar, walaupun secara kualitas kita masih kurang tapi masyarakat bisa menerima lagu dan album para penyanyi dan band tersebut, kita bisa bilang apa.

Bagaimana pendapat Anda mengenai penyanyi yang melakukan aji mumpung?

Wah, itu sih sah-sah saja. Sebenarnya kondisi ini sudah terjadi dari dulu. Artis zaman dulu pun biasa melakukannya. Di Amerika saja yang jadi barometer musik dunia banyak penyanyi yang main film. Investor itu senang menawari orang-orang yang sudah tenar untuk bergabung karena mereka punya fans sendiri. Jadi tidak kesulitan untuk lagi untuk promosi. Nah, itu kalau kita bicara dari perspektif industri. Mengenai kualitasnya, kalau para penyanyi tadi tidak bisa menjaga keunggulan mereka, nantinya pasar akan meninggalkan mereka dan dengan sendirinya mereka tenggelam.

Menurut Anda langkah apa yang ditempuh para penyanyi tersebut?

Sebaiknya mereka itu terus menggali kemampuannya, tak perlu mengerjakan bidang lain. Konsentrasi di situ saja. Nanti hasilnya akan kelihatan, mereka akan punya karakter sendiri yang akan diingat sepanjang masa.

Pandangan Anda terhadap perkembangan musik Indonesia selanjutnya?

Kehadiran kontes-kontes musik di televisi ternyata belum bisa mengangkat dunia musik yang baru, karena banyak faktor yang belum siap, baik mental si penyanyi maupun konsep yang dibuat. Sekarang ini kita lihat konsep yang gamang, begitu pula sisi promosi yang kurang. Itu semua dilakukan hanya sekedar memenuhi sudut-sudut iklan. Lama-kelamaan jika para penyanyi keluaran terbaru atau dari kontes musik tersebut tidak bisa menjaga kualitas, maka ketenaran mereka akan jatuh dalam sekejap. Ke depannya kemudahan teknologi turut juga memudahkan orang membuat dan mengaransemen lagu. Akhirnya referensi dalam bermusik jadi lebih beragam.
(Pewawancara: Roro Sawita)

BIODATA:
Nama : Denny Sakrie
TTL : Jakarta, 14 Juli 1963
Email : denny_sakrie@yahoo.com
Pekerjaan : Penulis musik lepas 1979 – sekarang

Tidak ada komentar:

Statistik pengunjung