Rabu

Salah Didik, Anak Takut Sekolah

Nur Ainy F Nawangsari, S.Psi
Para orangtua di kota-kota besar berlomba-lomba mendaftarkan anak mereka di playgroup. Mereka terobsesi kepribadian anak mulai terbentuk sejak usia dini. Alasannya, di usia yang amat belia itu, kepribadian dan karakter anak mudah dibentuk dan diarahkan. Psikolog Nur Ainy F Nawangsari S.Psi, mengakui ada banyak hal positif bila anak masuk sebuah playgroup. Tapi, perlu diwaspadai kalangan orangtua untuk tidak memaksa anak mereka masuk playgroup. Pendidikan di keluarga dan lingkungan sekitar sudah cukup untuk pendidikan usia dini.
Berikut petikan wawancara dengan dosen sekaligus ketua Pusat Terapan Psikologi Pendidikan Fakultas Psikologi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya tersebut;

Apa sesungguhnya keuntungan seorang anak masuk playgroup?

Pendidikan di playgroup, sesungguhnya bisa dikatakan sebagai pendidikan informal. Jadi pendidikan ini tidak wajib diberikan dalam sebuah
lembaga pendidikan. Hanya banyak kemudahan yang didapat jika kita mengikutsertakan anak-anak kita di playgroup. Fasilitas yang disediakan
sangat lengkap. Misalnya alat-alat bermain yang digunakan untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan motorik, sosial maupun kognitifnya. Semua itu baik bagi si anak, jika si anak siap untuk masuk dalam playgroup. Jika belum siap, bisa mengakibatkan anak takut masuk sekolah. Terlebih jika guru di playgroup tersebut jahat. Hal ini bisa mengakibatka pemasungan kreatifitas si anak.

Bagaimana ciri si anak dianggap siap untuk masuk playgroup?

Pada dasarnya, seorang anak bisa masuk playgroup, jika fisik motoriknya sudah berkembang secara maksimal. Misalnya anak sudah dapat berlari,
menggambar atau memegang sesuatu dengan baik. Kemudian si anak sudah dapat melakukan interaksi dengan orang lain. Dalam hal ini guru atau
teman-temannya. Selanjutnya si anak harus punya motivasi atau kemauan untuk masuk playgroup. Jadi si anak punya kemauan, sedang orangtua hanya
sebagai mediasi, untuk menyalurkan keinginan anak tersebut. Seorang anak siap masuk playgroup, jika sudah mampu mengembangkan daya nalar, instruksi dan yang pasti sudah mampu mandiri. Jika syarat-syarat ini belum terpenuhi, si anak merasa tidak nyaman dan mengakibatkan perkembangan kepribadiannya tidak baik.

Apakah perkembangan kepribadian anak yang tidak bersekolah di playgroup akan berbeda dengan anak yang masuk playgroup?

Bagi mereka yang tidak mampu masuk playgroup, pendidikan usia dini bisa dilakukan di tengah keluarga dan lingkungan sekitarnya. Sekarang tergantung orangtuanya sendiri, harus tahu fase perkembangan si anak. Karena semua yang ada di sekeliling kita mengandung pelajaran. Hanya tergantung kita, bisa menjadikan lingkungan di sekitar kita sebagai pendidikan atau tidak. Misalnya anak usia 0-2 tahun mulai mengalami perkembangan motorik dengan memegang dan memasukkan semua barang ke dalam mulutnya. Jika si anak melakukan hal ini, si orangtua jangan memarahi atau memukul. Karena mengakibatkan perkembangan kepribadian selanjutnya akan terganggu. Contoh nyata lain, pada fase inisiatif, usia 5-6 tahun, si anak jadi tidak kreatif. Karena inisiatif anak selalu dipotong atau dimarahi. Akibatnya, si anak akan tumbuh menjadi
anak yang tidak kreatif, penakut atau takut jika berhadapan dengan orang lain. Karena itulah, pada usia emas itu, pertumbuhan si anak harus dimaksimalkan.

Apa contoh konkrit benda di lingkungan sekitar kita yang bisa menjadi pelajaran bagi anak-anak di usia dini?

Ya, misalnya untuk membedakan antara benda padat dan cair. Kita bisa perkenalkan benda padat seperti kursi, meja atau lainnya. Untuk jenis benda cair, dibagi menjadi benda yang sangat cair dan benda dalam bentuk gel atau kalau didinginkan akan menjadi es padat. Selanjutnya untuk fungsi bendapun dapat kita katakan misalnya ember, jika di atas kepala bisa disebut topi untuk melindungi kepala. Atau ember kalau diduduki bisa disebut kursi. Begitu seterusnya, tergantung pada fase perkembangannya.
Pada dasarnya, perkembangan kepribadian itu sifatnya seperti garis.
Tidak mungkin perkembangan kepribadian seseorang itu akan meloncat-loncat. Jika satu fase saja terlewati, bisa mengakibatkan perkembangan kepribadiannya terganggu. Misalnya ketika masa perkembangan kemandirian itu muncul dan tidak dikembangkan secara maksimal, mengakibatkan anak tidak bisa mandiri. Bahkan sampai dewasa mereka tidak bisa hidup mandiri. Hal ini bisa diperbaiki, tapi semua tergantung pada kepribadiannya sendiri serta terpaan lingkungannya.
(Pewawancara: Wuri Wigunaningsih)

BIODATA:
Nama : Nur Ainy F Nawangsari, S.Psi
Pendidikan :
S1 Fakultas Psikologi Universitas Airlangga
S2 Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada Jogjakarta
Pekerjaan :
Dosen Fakultas Psikologi Universitas Airlangga
Ketua Pusat Terapan Psikologi Pendidikan
Narasumber Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

Tidak ada komentar:

Statistik pengunjung