Sabtu

BDPHN, Himpun Dana Pemberdayaan Umat

OLEH: DIDIK PURWANTO

Bali terkenal di penjuru dunia sebagai pulau seribu pura. Beragam wisatawan mengagumi bangunan artistik nan magis sebagai tempat sembahyang umat Hindu ke hadapan Sang Hyang Widhi Wasa Tuhan Yang Maha Esa. Banyak pura dipugar dengan alasan ingin menjadi daya tarik bagi wisatawan. Alhasil, umat di sekitar pura harus menyiapkan dana punia yang tidak sedikit demi merehab tempat sembahyang tersebut.
Namun, umat Hindu belum sadar, banyak pura dan balai banjar yang megah. Sebaliknya, masyarakatnya ogah sekolah. Pertanda apakah fenomena tersebut? Hal tersebut diungkapkan Dewan Penasehat dan Pendiri Badan Dana Punia Hindu Nasional (BDPHN), DR. A A Ngurah Arya Wedakarna MWS,SE (MTRU), M.Si dalam acara Launching Bulan Dana Punia Hindu, Sabtu (24/3), di Aula Bank Seri Partha, Jl WR Supratman Denpasar.
Alumni Universitas Trisakti Jakarta ini coba menggugah umat Hindu agar tidak hanya menjadi orang baik saja namun harus menjadi manusia yang berguna dan dapat membantu orang lain. Pembongkaran pura atau banjar menjadi megah bukanlah salah satu hal penting dalam beribadah. “Malah dengan pembongkaran tersebut, Bali dengan seribu puranya tidak akan berpeluang meraih World Heritage seperti Candi Borobudur atau tujuh keajaiban dunia lainnya,” tegas Arya yang juga menjadi Presiden Direktur The Mahendradatta Bali Holding Org. and Comp.
Alternatif yang harus dilakukan, khususnya pada Umat Hindu adalah menyisihkan dana punianya ke badan organisasi sosial yang dapat mengelola dan menyalurkan bantuan pada orang yang membutuhkan. BDPHN sebagai lembaga dana punia skala nasional pertama yang menerapkan sistem online dan transparansi manajemen ini telah mengalokasikan 70% untuk beasiswa dan pendidikan, 20% untuk penerbitan, pelatihan, workshop SDM Hindu dan 10% untuk pembangunan pura dan ashram di luar Bali.
Sejak didirikan tahun 2003, BDPHN telah menghimpun dana punia umat sebanyak Rp. 4.856.792.307 (data hingga 20 Maret 2007). Satu-satunya lembaga dana punia yang dikelola oleh anak-anak muda di bawah usia 30 tahun ini terus mengampanyekan dana punia mulai dari individu, masyarakat, sekolah, kampus, lembaga pemerintahan bahkan para pengusaha Hindu. Sebagai laporan pertanggungjawaban pengelolaan dana umat, BDPHN secara rutin meng-up date melalui website bekerja sama dengan majalah nasional Raditya dan Media Hindu. “Dana punia ini benar-benar murni dari umat dan akan dikembalikan untuk umat,” jelasnya.

Tidak ada komentar:

Statistik pengunjung