OLEH: WURI WIGUNANINGSIH
Bergesernya rotasi musim, naiknya suhu udara, mewabahnya berbagai macam penyakit dan naiknya air laut adalah beberapa contoh akibat dari pemanasan global. Perubahan suhu yang ekstrim membuat beberapa desa di daerah pesisir Jawa Timur terancam tenggelam. Mulai dari Pantai Kenjeran, Pantai Popoh Tulungagung,
Ngliyep Malang dan pantai lain di pulau-pulau di Indonesia. Perubahan suhu yang ekstrem terlihat dari kota-kota yang dulu berhawa dingin, sekarang tidak lagi. Seperti Malang, Prigen Pasuruan di Lereng Gunung Welirang dan sekitarnya, juga kawasan kaki Gunung Semeru.
Penyebab utama pemanasan global (global warming) adalah emisi karbon meningkat akibat penggunaan energi fosil (bahan bakar minyak, batubara dan sejenisnya yang tidak dapat diperbarui).
Penghasil terbesarnya adalah negeri-negeri industri seperti Amerika Serikat, Inggris, Rusia, Kanada, Jepang, Cina, termasuk Indonesia. Ini diakibatkan oleh pola konsumsi dan gaya hidup masyarakat negera-negara utara yang 10 kali lipat lebih tinggi dari penduduk negara selatan.
Untuk negara-negara berkembang meski tidak besar, ikut juga berkontribusi dengan skenario pembangunan yang mengacu pada pertumbuhan. Memacu industrialisme dan meningkatnya pola konsumsi tentunya, meski tak setinggi negara utara. Industri penghasil karbon terbesar di negeri berkembang seperti Indonesia adalah perusahaan tambang (migas, batubara dan yang terutama berbahan baku fosil). Selain kerusakan hutan Indonesia yang tahun ini tercatat pada rekor dunia Guinnes Book of Record mencatat sebagai negara tercepat yang rusak hutannya.
Menurut Ridho Saiful Ashadi, Direktur Eksekutif Daerah Walhi Jatim, penyebab pemanasan global sangat komplek. Untuk mengatasinya kita harus mengadakan revolusi gaya hidup. Contohnya, kita membeli suatu barang karena memang dibutuhkan, mendesak, dan tidak bisa digantikan dengan barang lain.
Program lain untuk mengatasi pemanasan global, lanjut Ridho adalah melakukan keberagaman energi yang sudah dilakukan untuk Walhi Jatim dengan membentuk Komunitas Merah Putih. Komunitas yang tinggal di kota Batu ini, menggunakan biogas sebagai bahan bakar. Selain itu juga Walhi Jatim mengadakan program lingkungan untuk kaum muda dan mempromosikan keadilan lingkungan. Program yang intensif dilakukan sekarang adalah memberi pelayanan dan informasi yang terkait dengan lingkungan.
Bergesernya rotasi musim, naiknya suhu udara, mewabahnya berbagai macam penyakit dan naiknya air laut adalah beberapa contoh akibat dari pemanasan global. Perubahan suhu yang ekstrim membuat beberapa desa di daerah pesisir Jawa Timur terancam tenggelam. Mulai dari Pantai Kenjeran, Pantai Popoh Tulungagung,
Ngliyep Malang dan pantai lain di pulau-pulau di Indonesia. Perubahan suhu yang ekstrem terlihat dari kota-kota yang dulu berhawa dingin, sekarang tidak lagi. Seperti Malang, Prigen Pasuruan di Lereng Gunung Welirang dan sekitarnya, juga kawasan kaki Gunung Semeru.
Penyebab utama pemanasan global (global warming) adalah emisi karbon meningkat akibat penggunaan energi fosil (bahan bakar minyak, batubara dan sejenisnya yang tidak dapat diperbarui).
Penghasil terbesarnya adalah negeri-negeri industri seperti Amerika Serikat, Inggris, Rusia, Kanada, Jepang, Cina, termasuk Indonesia. Ini diakibatkan oleh pola konsumsi dan gaya hidup masyarakat negera-negara utara yang 10 kali lipat lebih tinggi dari penduduk negara selatan.
Untuk negara-negara berkembang meski tidak besar, ikut juga berkontribusi dengan skenario pembangunan yang mengacu pada pertumbuhan. Memacu industrialisme dan meningkatnya pola konsumsi tentunya, meski tak setinggi negara utara. Industri penghasil karbon terbesar di negeri berkembang seperti Indonesia adalah perusahaan tambang (migas, batubara dan yang terutama berbahan baku fosil). Selain kerusakan hutan Indonesia yang tahun ini tercatat pada rekor dunia Guinnes Book of Record mencatat sebagai negara tercepat yang rusak hutannya.
Menurut Ridho Saiful Ashadi, Direktur Eksekutif Daerah Walhi Jatim, penyebab pemanasan global sangat komplek. Untuk mengatasinya kita harus mengadakan revolusi gaya hidup. Contohnya, kita membeli suatu barang karena memang dibutuhkan, mendesak, dan tidak bisa digantikan dengan barang lain.
Program lain untuk mengatasi pemanasan global, lanjut Ridho adalah melakukan keberagaman energi yang sudah dilakukan untuk Walhi Jatim dengan membentuk Komunitas Merah Putih. Komunitas yang tinggal di kota Batu ini, menggunakan biogas sebagai bahan bakar. Selain itu juga Walhi Jatim mengadakan program lingkungan untuk kaum muda dan mempromosikan keadilan lingkungan. Program yang intensif dilakukan sekarang adalah memberi pelayanan dan informasi yang terkait dengan lingkungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar