Pada tanggal 28 Februari 2007 nanti, etnis Tionghoa di Indonesia yang berjumlah 10 juta jiwa, akan merayakan Imlek di pekan Raya Jakarta dengan tema Imlek Nasional Indonesia Bersatu. Rencananya Presiden SBY akan hadir. Keterangan ini disampaikan Duta Besar
Menurut Sudrajat, Presiden SBY sangat perduli dengan masyarakat Tionghoa yang jumlah penduduk keturunan Cina terbesar di luar Cina yang berada di Indonesia, dan masyarakat Tionghoa tersebut merupakan bagian utuh dari masyarakat Indonesia seluruhnya.
Ketua Panitia Didi Dawis mengatakan, pesan Imlek tahun ini sengaja mendorong semangat bersatu. Pasalnya, panitia menginginkan agar perayaan Imlek bisa dirayakan bersama semua komponen masyarakat
Tahun Baru Imlek atau Sin Tjia (bahasa Cina) dirayakan pada hari pertama di bulan pertama kalender Cina, bertepatan terjadinya bulan baru kedua setelah hari terpendek musim dingin. Nama-nama tahunnya mengikuti nama binatang yang melambangkan kedua belas Cabang Bumi yaitu: tikus, kerbau, macan, kelinci, naga, ular, kuda, kambing, kera, ayam , anjing, dan babi. Zodiak binatang Cina tersebut dikenalkan pada tahun 2637 SM, di tahun pemerintahan Kaisar Huang Ti yang ke-61. hun Baru Cina 2558 tahun ini jatuh pada 18Februari2007
Bagi pemeluk Konghucu, Imlek merupakan hari raya keagamaan, memperingati kelahiran Konfusius (Gong Zi). Namun, Imlek sebenarnya bukan milik umat beragama tertentu. Tiap etnis Tionghoa bebas merayakan Imlek. Di Indonesia, selama 33 tahun perayaannya dilarang oleh Instruksi Presiden Nomor 14 Tahun 1967. Masyarakat keturunan Tionghoa di
Perayaan Imlek merupakan peristiwa mengesankan. Di negara lain, seperti Hong Kong, Singapura, Taiwan, dan Cina, perayaannya jadi salah satu agenda pariwisata internasional. Secara seremonial tradisinya, pertemuan keluarga dan perayaan besar diadakan tiga hari mengawali rangkaian perayaan selama 15 hari dilanjutkan dengan Festival Lampion, Festival Membersihkan Makam (Cheng Beng), Festival Perahu Naga, Festival Meminta Ketrampilan, Festival Hantu, Festival Pertengahan Musim Gugur, Festival Yang Ganda, Festival Titik Balik Matahari Musim Dingin. Lalu, tujuh hari sesudah Imlek dilakukan persembahyangan kepada Sang Pencipta dan memohon kehidupan yang lebih baik di tahun yang baru.
Pernak-pernik khas Imlek seperti lampion, gerai beratap, pohon jeruk, angpao hingga makanan khas seperti dodol, ikan pindang, manisan, dan cokelat dengan kemasan kuning emas dan merah sebagai lambang keberuntungan serta kesejahteraan bermunculan. Benda terpopuler adalah angpao (Hokian) atau hong bao (Mandarin) yang berarti "amplop merah". Amplop ini terbuat dari kertas berhiaskan huruf tinta emas berwarna merah yang diisi sejumlah uang. Orang Tionghoa yakin jika uang angpao sebagai pembawa keberuntungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar