Sabtu

Terbatas, Jaminan Untuk Lansia

OLEH: INDAH WULANDARI
Muda berharga tua disia-siakan. Begitulah kesan yang muncul dari kisah-kisah para manula (manusia lanjut usia) atau lansia yang tinggal di panti jompo. Sejatinya mereka bagian penduduk Indonesia yang menjadi tanggungan negara.
Walaupun dibalut kesederhanaan hidup panti sosial, sekitar 50 lansia ini merasa lebih layak dan dihargai tinggal di panti Pelayanan Lanjut Usia Wana Seraya, Jl Gemitir 66, Kesiman, Denpasar. Mereka berasal dari Bali, Jakarta, Bandung, Lumajang, Banten, dan daerah lainnya. Namun, tidak semua lansia berhak tinggal di 8 wisma yang berdiri sejak 32 tahun lalu ini. Penghuninya hanya lansia yang berlatar belakang ekonomi lemah atau lansia yang hidup sebatang kara. Berbagai persyaratan seperti surat keterangan tidak mampu, pernyataan penyerahan dari keluarga/keterangan tak punya keluarga, dan surat keterangan sehat jasmani dan rohani harus dipenuhi terlebih dulu. Dan, program pelayanan yang ditawarkan bersifat reguler dan subsidi silang. ‘’Perbedaannya dari segi pembiayaan, layanan reguler diperuntukkan bagi lansia yang benar tak mampu memenuhi kebutuhannya dan bagi yang mampu dikenakan sejumlah biaya dengan sistem subsidi silang,” jelas Drs I Nyoman Wiyoga, Kasi Pelayanan Lanjut Usia Wana Seraya.
Pelayanan kesehatan, bimbingan sosial, ketrampilan dan mental spiritual ditangani 20 staf panti dan beberapa sukarelawan dari masyarakat umum. Khusus kesehatan, panti ini mempunyai Klinik Kasih Sayang Lansia yang bekerja sama dengan Puskesmas Denpasar Timur serta RSU Sanglah untuk menyediakan obat-obatan, dokter dan paramedis. Pihak Pemkot Denpasar dan Dinsos mengalokasikan dana khusus untuk menyediakan tempat tinggal dan makanan yang terjamin. ‘’Data kami menunjukkan ada 20 orang lansia yang hidup sebatang kara di panti ini,” ujar Wiyoga. Kelak jika mereka meninggal sepenuhnya menjadi tanggungan pemerintah. Bila lansia tersebut masih punya penanggung jawab/keluarga, akan dikembalikan ke rumahnya.
Sayang, daya tampung panti yang terbatas membuat lansia yang bernasib kurang beruntung tidak mendapatkan bekal ilmu di ujung harinya. Padahal dari data sensus penduduk Bali tahun 2005 terdapat kurang lebih 300 ribu penduduk berusia 60 tahun ke atas (manula). Beragam materi seperti bimbingan rohani keagamaan, bimbingan sosial, per-shantian, Reiki, senam, gerak jalan, kerja bakti, dan tetabuhan mengisi aktifitas keseharian lansia panti Wana Seraya. Bagi yang masih produktif dibekali ketrampilan yang bisa memberikan nilai tambah ekonomi, misalnya menjahit, membuat tusuk sate dan sapu lidi, serta merenda. Hasil kerja mereka pun dibagi bersama bahkan ada pula yang ditabung.

Tidak ada komentar:

Statistik pengunjung