OLEH: HENI KURNIAWATI
Siapa bilang anak muda zaman modern tidak peduli dan lupa dengan budaya asli, apalagi musik tradisional Karawitan. Musik karawitan merupakan seni musik yang memakai alat musik tradisional seperti gending, kendang, gong dan seruling yang telah dimiliki bangsa Indonesia sejak zaman kerajaan. Biasanya musik ini dipakai untuk meramaikan upacara kerajaan.
Seiring dengan bergulirnya sang waktu, musik ini masih hidup dan sering dijumpai saat mengiringi acara seremonial wisuda, pesta perkawinan, pertunjukan wayang, tari dan sinden. Musik yang identik dengan kaum tua, kini tidak lagi didominasi dan disenangi orang dewasa, tapi juga digandrungi para remaja di desa Jati Roso, Prigen, Pasuruan, Jatim.
Menurut H Roekiyadi Mas Nor, pengurus sanggar Seni Kerawitan Kusuma Dwijaya Wirama dan Sekar Candra Birawa di Taman Candanra Wilwatikta, Prigen, Pasuruan, eksistensi musik tradisional terletak pada generasi muda untuk melestarikannya. Lewat tangan-tangan kaum muda, musik tradisional tidak akan tergerus zaman. Semua itu tidak terlepas dari bimbingan para orang tua dalam mengenalkan musik tradisional karawitan. Untuk sosialisasi musik tradisional kepada anak muda dibutuhkan media yang tepat agar ada perasaan suka dalam diri kaum muda. Taman Candra Wilwatikta menjadi salah satu sarana bagi anak-anak muda belajar menari dan berain musik karawitan.
Keberadaan kaum muda memberi angin segar terhadap pelestarian musik itu. ”Pada dasarnya anak remaja sekarang bukan tidak peduli dan tidak suka dengan musik tradisional tetapi jembatan agar kaum remaja bisa mengerti dan mau belajar tentang musik tradisional itu yang tidak ada. Hal itu yang menyebabkan hilangnya seni tradisional. Bukan karena remaja tidak mau belajar dan mengenal musik tradisional karena takut ketinggalan zaman. Buktinya setelah ada wadah yang menjembatani, banyak siswa SMU yang tertarik,” jelasnya.
Endang, salah satu pecinta musik karawitan, mengaku bergabung dalam Sekar Candra Birawa di Taman Candra Wilwatikta, untuk menunjukkan rasa cinta dan rasa ingin melindungi dan melestarikan budaya tradisional yang dimiliki daerahnhya agar tidak hilang sejalan dengan semakin sedikitnya para peminat dan pemusik kalangan orang tua yang bergumul dengan karawitan. ”Kalau bukan generasi muda siapa lagi. Dalam pikiran saya jika hanya orang tua yang suka memainkan musik dan anak muda sama sekali tidak bisa atau bahkan tidak tahu musik karawitan, tentu musik ini tidak akan ada dan dikenal,” katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar