Selasa

Kenal Huruf & Angka Lewat Alat Peraga

OLEH: HERNAWARDI
Pembentukan karakteristik anak tidak hanya ditempuh melalui jenjang pembelajaran di dalam ruangan kelas atau komunikasi intensif antara anak dengan pembimbingnya (gurunya). Pengenalan alat peraga dan permainan positif bagi anak-anak taman kanak-kanak (TK) ternyata mempercepat kemampuan anak untuk mengenal alam lingkungan sekitar.
Masyarakat di berbagai daerah umumnya sudah mengarahkan anak mereka menempuh pendidikan dasar sejak TK. Di sana, anak-anak mulai belajar bersosialisasi, belajar mengenal huruf dan angka lewat alat peraga. Juga mereka dibimbing para guru untuk mengenal alam dan lingkungan sekitar lewat permainan.
Di Mataram, NTB partisipasi masyarakat untuk memperoleh pendidikan dasar yang cukup bagi anak-anaknya sangat tinggi. Tidak mengherankan jika secara komulatif pembangunan TK sebagai sarana belajar dan wadah bermain bagi anak-anak di daerah ini lebih banyak ditangani swasta atau yayasan. Di kabupaten Lombok Barat saja dari sebanyak 108 buah TK hanya 3 buah TK saja yang ditangani pemerintah. Di antaranya TKN Lobar di Gerung, TKN Pedesaan di Dasan Tapen dan TKN Tanjung, Lombok Utara. “Nah dari jumlah TK yang ditangani swasta cukup banyak inilah kita bisa menilai partisipasi masyarakat untuk menyekolahkan anaknya di TK cukup tinggi,” kata Akbar Ali, Kasubdin Dikdas Dinas Dikpora Lombok Barat.
Untuk membangun sebuah TK memang dibutuhkan dana yang tidak sedikit. Pembangunannya tak hanya tersedianya lokasi yang cukup untuk belajar dan sarana bermain yang bebas dan luas bagi anak-anak. Namun pembangunan gedung (fisik) serta penyediaan sarana belajar seperti alat-alat peraga maupun alat-alat bermain juga tak kalah besarnya dari sisi pendanaan.
Ni Ketut Tantri, pengelola TK sekaligus sebagai Kepala Sekolah TK Karya Budi, Labuapi, Lombok Barat misalnya, mengakui untuk membangun sebuah TK memang biayanya tidak kecil. Apalagi areal yang disiapkan untuk lokasi bermain bagi anak-anak idealnya harus luas atau paling tidak cukup memadai untuk tempat bermain bagi anak-anak yang tentunya didukung oleh alat-alat bermain yang cukup pula.
Menurut Ni Ketut Tantri, TK Karya Budi dengan 48 murid, dibangun di atas tanah seluas 4, 6 are. Namun sarana dan alat-alat permainan anak-anak belum tersedia maksimal karena pendanaan yang sangat terbatas. “Untuk menyediakan alat-alat peraga dan alat-alat bermain bagi anak-anak butuh dana yang tidak sedikit. Sementara selama ini alat-alat bermain bagi anak-anak sumber satu-satunya dari para wali murid. Meski ada bantuan dari pemerintah, namun tidak bisa berbuat banyak dibanding dengan jumlah anak yang setiap tahunnya terus bertambah,” ungkap Ketut.

Tidak ada komentar:

Statistik pengunjung