OLEH: INDAH WULANDARI & HENI KURNIAWATI
Menghadapi Ujian Nasional (UN) 2007 di pertengahan bulan April banyak tawaran program belajar intensif dari LBB ternama maupun yang ecek-ecek. Harapan besar dari para siswa SMU dan SMP yang ingin lulus membuat mereka berbondong-bondong menyerbu meja pendaftaran LBB. Akibatnya, ruang kelas bimbel tambahan di beberapa sekolah pun lebih sepi melompong.
Sebenarnya pilihan yang diambil oleh tiap-tiap calon peserta UN berdasarkan pada beberapa pertimbangan seperti manfaat, tujuan, serta kemampuan finansial mereka. Sebut saja Ayu, siswi kelas 3 IPA SMU 4 Denpasar ini lebih merasakan manfaat kelas tambahan sore di sekolahnya. Pasalnya, soal-soal yang diberikan merupakan kisi-kisi materi yang sering keluar dalam UN. Ia pun tak merasa terbebani dengan waktu yang ditetapkan. ''Program ini diwajibkan sekolah untuk kebaikan murid kelas 3 agar lebih fokus menghadapi UN nanti," ujarnya. Ia pun merasa lebih terjamin dengan kemampuan para pengajar di sekolahnya daripada pengajar di LBB dalam memberikan strategi penyelesaian soal-soal. Lain lagi pengakuan Radit yang mengikuti program belajar intensif di sebuah LBB ternama. ''Kualitas soal dan rumus jitu plus cepat menyelesaikan soal di LBB ini sangat membantu saat try out di sekolah dan UN nanti," ujarnya yakin. Sedangkan pilihan untuk tidak ikut program LBB dikemukakan
Apapun pilihannya, jika memang hal tersebut dirasakan lebih membuat mereka terjamin dan nyaman melakoni maka sah-sah saja untuk ikut LBB dengan mengeluarkan sejumlah biaya lagi atau memilih bimbel di sekolah yang lebih terjamin. Yang lebih penting lagi berbagai usaha tersebut harus disertai kesiapan mental untuk mencapai keberhasilan atau kegagalan kelak.
Bagi Yuliana, siswi kelas 1 SMA Negeri 2 Denpasar, bimbel mengasah kemampuan siswa untuk lebih giat belajar. Dengan bimbel diyakini akan menambah wawasan atau ilmu pengetahuan yang belum didapat di sekolah. Sistem bimbel yang memberikan pemecahan soal dengan trik khusus yang praktis dan mudah, membuat siswa dapat memecahkan soal sendiri tanpa menyontek teman.
Linda Amarti, warga Pulau Moyo, menilai bimbel dapat memberikan solusi bagi anaknya dalam menghadapi pelajaran di sekolah. Amarti mengaku jika anaknya, Oscar yang duduk dikelas tiga SMU Harapan mengalami kemajuan dalam pelajaran setelah mengikuti bimbel di Primagama selama satu tahun. Disinggung masalah, apakah anaknya terbebani dengan rutunitas sehingga tidak memiliki ruang bermain dengan teman, ia mengaku bahwa anaknya masih bisa bercengkrama dengan teman setelah pulang dari bimbel. "Bimbel dapat mengurangi kebiasaan untuk menyontek. Karena mereka sudah tahu cara menjawab soal atau memecahkannya dengan kemapuan sendiri," ujar ibu asal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar