Perkembangan Lembaga Bimbingan Belajar akhir-akhir ini berkembang sangat pesat. Menjamurnya LBB terkait dengan adanya ketentuan kelulusan yang diterapkan oleh pemerintah. Terlepas dari itu, keinginan untuk membantu siswa dalam mengasah kemampuan menjadi alasan kongkrit. Mengingat banyaknya LBB yang bermunculan maka persaingan harga, mutu serta cara penyampaian materi pada anak didik pun terjadi.
Drs Made Purna, pemilik bimbel Purnama di Jl Sidakarya 31 Denpasar, mengatakan alasan membuka bimbel karena ingin mengabdikan ilmu yang diperoleh untuk membantu anak-anak di sekitar lingkungan tempat tinggalnya. "Karena saya ingin berbagi pengetahuan dengan anak-anak maka saya menyalurkan ilmu saya kepada anak-anak. Semua ini tidak ada kaitan dengan bisnis, uang yang didapat untuk prasarana dan sarana belajar," tuturnya.
Purnama berdiri sejak tahun 1995, awalnya hanya bermuridkan 7 orang dan harga yang dipatok pun murah Rp 1500/bulan. Setelah kurang lebih 12 tahun berdiri murid yang datang mencapai 150 0rang. Kelas yang ditawarkan mulai dari kelas empat SD hingga kelas tiga SMP. Biaya yang semula hanya 1500 rupiah perbulan kini menjadi Rp750 ribu untuk SMP dan Rp600 ribu/tahun untuk SD. Dengan fasilitas enam kelas dan delapan tutor. Materi yang diberikan meliputi pelajaran ekstrak bagi SMP, sementara matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan sains serta IPS menjadi materi untuk SD. Materi diberikan tiga kali dalam satu minggu. Untuk sistem pemberian materi bimbel berbeda dengan di sekolah. "Bimbel memberikan tambahan ilmu dengan menggunakan metode yang mudah dan praktis sehingga siswa mudah menyerap materi," kata guru matematika di SMKN 2 Denpasar.Sementara Putu Eka Winasti, pengelolah Bimbingan Belajar Cerdas(BBC) Jl Diponegoro 128, Denpasar menyasar anak TK, Play Group dan SD sebagai peserta didiknya. Materi yang diberikan adalah semua mata pelajaran yang diterima disekolah. Harga yang dipatok Rp 150 ribu/minggu. "Kalau dikaitkan dengan uang, saya tidak mungkir, apapun alasan saya ujung-ujungnya pun pada uang. Walaupun begitu, perlu diingat bahwa alasan saya mendirikan bimbel dan menyasar anak-anak SD karena daya tangkap masih sangat fresh dan masa-masa inilah perkembangan otak perlu diasah. Untuk itu perlu adanya lembaga yang menjembatani. Jika hanya mengandalkan sekolah tidaklah cukup," katanya
Sabtu
Terobsesi Beri Tambahan Ilmu
Oleh: Heni Kurniawati
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar