OLEH : AGUS SALAM
Sejak Saidi (24) menginjakan kakinya di Jakarta untuk kuliah, ia tak pernah meminta uang sesen pun kepada orang tuanya di kampung. Saidi yang akrab dipanggil Edi ini, ingin meniru Si Doel Anak Sekolahan. Sekolah ya sambil usaha apa saja.
Ingat sinetron Si DoelAnak Sekolahan? Rupanya sinetron ini yang mengilhami Edi asal Solo datang ke Jakarta mengadu nasib sebagai anak kulihan yang mencari uang untuk biaya kuliahnya.
Bagi Edi kuliah sambil mencari uang bukan hal baru. Waktu di kampung dulu, ia sudah terbiasa sekolah dengan bekerja membantu ayahnya yang juga berjualan bakso dan es kelapa muda. Kini sampil kost, pria yang terobsesi menjadi ahli komputer ini, membuka usaha sejenis yakni berjualan bakso dan es kelapa muda.
“Lumayan usaha saya di Jakarta ini cukup berhasil, walau es kelapa muda kurang diminati karena cuacanya yang tak mendukung, sering turun hujan tetapi baksonya cukup laris,” katanya.
Awalnya es kelapa muda Edi memang sangat laris. Jika siang hari, saat matahari terik menyerang, es kelapa muda pria melankolis ini banyak diburu. Dari segi rasa memang sangat enak, apalagi es campurnya. Begitu juga jika bulan puasa datang, es kelapa Edi banyak dicari. “Modalnya gak banyak kok mas, dulu saya sering nabung di kampung, jadi modal dari kocek saya sendiri,” katanya tanpa mau menyebutkan berapa biaya awal membuka usaha es kelapa.
Karena terus berkembang, Edi juga memutuskan untuk membuka usaha bakso dan ternyata juga laris manis.
Memang sudah tiga tahun, Edi yang kuliah di Universitas Gunadarma jurusan informatika komputer menekuni usaha jajanan di kawasan Jakarta selatan. Hasilnya cukup lumayan, bisa menggaji satu karyawan, membayar kost, kebutuhan sehari-hari, uang kuliah hingga mengirim uang ke kampung untuk keperluan sekolah adik-adiknya.
“Ya lumayan lah, usaha berjalan lancar, mudah-mudahan terus lancar agar bisa membuka beberapa cabang di tempat lain,” kata mahasiswa semester enam ini.
Mengenai membagi waktu kuliah dan usaha, menurut Edi, tinggal membagi waktu disesuaikan dengan jam kuliah. Biasanya, Edi mengambil jam kuliah siang, sehingga waktu untuk belanja, membuat dan meracik bakso bisa dilakukannya pada pagi hari. Setelah siap, Edi berangkat kuliah. “Biasanya di antara jam 10.00 WIB sampai jam 14.00 WIB, konsumen belum begitu banyak, setalah jam 15.00 WIB hingga malam hari pengunjung terus banyak,” katanya.
Edi bercita-cita ingin kerja di kantoran katanya, tetapi melihat usahanya yang terus maju dan menjanjikan, tak menutup kemungkinan Edi terus mengembangkan usahanya, kecuali kerja di kantoran lebih menjanjikan.
“Itukan dari segi mencari nafkah tetapi jika dari pengembangan diri, kuliah atau menuntut ilmu menjadi penting sehingga kita tak bodoh-bodoh sekali sebagai wong deso,” katanya.
Sejak Saidi (24) menginjakan kakinya di Jakarta untuk kuliah, ia tak pernah meminta uang sesen pun kepada orang tuanya di kampung. Saidi yang akrab dipanggil Edi ini, ingin meniru Si Doel Anak Sekolahan. Sekolah ya sambil usaha apa saja.
Ingat sinetron Si DoelAnak Sekolahan? Rupanya sinetron ini yang mengilhami Edi asal Solo datang ke Jakarta mengadu nasib sebagai anak kulihan yang mencari uang untuk biaya kuliahnya.
Bagi Edi kuliah sambil mencari uang bukan hal baru. Waktu di kampung dulu, ia sudah terbiasa sekolah dengan bekerja membantu ayahnya yang juga berjualan bakso dan es kelapa muda. Kini sampil kost, pria yang terobsesi menjadi ahli komputer ini, membuka usaha sejenis yakni berjualan bakso dan es kelapa muda.
“Lumayan usaha saya di Jakarta ini cukup berhasil, walau es kelapa muda kurang diminati karena cuacanya yang tak mendukung, sering turun hujan tetapi baksonya cukup laris,” katanya.
Awalnya es kelapa muda Edi memang sangat laris. Jika siang hari, saat matahari terik menyerang, es kelapa muda pria melankolis ini banyak diburu. Dari segi rasa memang sangat enak, apalagi es campurnya. Begitu juga jika bulan puasa datang, es kelapa Edi banyak dicari. “Modalnya gak banyak kok mas, dulu saya sering nabung di kampung, jadi modal dari kocek saya sendiri,” katanya tanpa mau menyebutkan berapa biaya awal membuka usaha es kelapa.
Karena terus berkembang, Edi juga memutuskan untuk membuka usaha bakso dan ternyata juga laris manis.
Memang sudah tiga tahun, Edi yang kuliah di Universitas Gunadarma jurusan informatika komputer menekuni usaha jajanan di kawasan Jakarta selatan. Hasilnya cukup lumayan, bisa menggaji satu karyawan, membayar kost, kebutuhan sehari-hari, uang kuliah hingga mengirim uang ke kampung untuk keperluan sekolah adik-adiknya.
“Ya lumayan lah, usaha berjalan lancar, mudah-mudahan terus lancar agar bisa membuka beberapa cabang di tempat lain,” kata mahasiswa semester enam ini.
Mengenai membagi waktu kuliah dan usaha, menurut Edi, tinggal membagi waktu disesuaikan dengan jam kuliah. Biasanya, Edi mengambil jam kuliah siang, sehingga waktu untuk belanja, membuat dan meracik bakso bisa dilakukannya pada pagi hari. Setelah siap, Edi berangkat kuliah. “Biasanya di antara jam 10.00 WIB sampai jam 14.00 WIB, konsumen belum begitu banyak, setalah jam 15.00 WIB hingga malam hari pengunjung terus banyak,” katanya.
Edi bercita-cita ingin kerja di kantoran katanya, tetapi melihat usahanya yang terus maju dan menjanjikan, tak menutup kemungkinan Edi terus mengembangkan usahanya, kecuali kerja di kantoran lebih menjanjikan.
“Itukan dari segi mencari nafkah tetapi jika dari pengembangan diri, kuliah atau menuntut ilmu menjadi penting sehingga kita tak bodoh-bodoh sekali sebagai wong deso,” katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar