Selasa

Tak Perlu Satu Darah

OLEH: INDAH WULANDARI
Perkembangan ilmu di dunia kedokteran sangat pesat. Sejak 43 tahun lalu, penyembuhan berbagai penyakit melalui pencangkokan sel induk darah tali pusat berhasil dibuktikan. Banyak nyawa tertolong berkat temuan ini.
Track record keberhasilan pengobatan ini cukup panjang. Berawal dari pencangkokan darah tali pusat seorang penderita Anemia Fanconi pada 1988. Lalu, tiga tahun kemudian dicobalah pencangkokan pertama dari orang yang tidak punya pertalian darah. Berbagai keberhasilan tindakan tadi terus menambah keingintahuan para peneliti. Pada 2001 dilakukan pencangkokan pertama dari darah tali pusat sendiri. Setelah terbukti sel induk darah tali pusat mampu mengobati lebih dari 72 penyakit, maka sampai kini tercatat sudah ada lebih dari 3000 pencangkokan sel induk dari darah tali pusat. Sebagian besar penyakit akut yang disembuhkan seperti Leukimia, non-Hodgkins Lymphoma, Anemia Fanconi, Anemia Aplastic, dan penyakit Auto-Immune.
Ryan Foo, saat berusia 3 tahun (2001) divonis hanya memiliki 10 persen harapan hidup karena leukemia dan harus menjalani pencangkokan sumsum tulang belakang. Sayang, kedua orang tuanya dinyatakan tak bisa jadi donor. Lalu mereka memutuskan untuk punya anak kedua agar darah tali pusatnya bisa dicangkokkan pada Ryan. Karena darah tali pusat Rachel, adiknya cocok maka 18 bulan kemudian Ryan dinyatakan bebas dari leukemia.
Lain pula dengan Slamet Sampurno (40) yang didiagnosa menderita Multiple Myeloma. Enam tahun lalu ia menjalani transplantasi dari donor bayi Singapura. Setelah 72 hari kesembuhannya diketahui 62 persen elemen darahnya berasal dari darah tali pusar. Penyembuhan ini belakangan makin banyak diminati karena punya keunggulan seperti tidak memerlukan prosedur kemoterapi dan radiasi yang menyakitkan pasien, syarat kecocokan genetik lebih mudah karena hanya perlu 3 HLA (Human Leucosis Antigen), dan tingkat resiko transplantasi kecil. ''Transplantasi bisa dilakukan untuk dan oleh siapa saja walaupun tak ada hubungan darah, hanya perlu screening darah apakah ada bibit penyakit di darah ibu yang melahirkan bayi pendonor tadi," jelas dr Dedie Tukiman.

Tidak ada komentar:

Statistik pengunjung