Hasan Sadzali, S.TP
Data statistik
menunjukkan dari sekitar 220 juta orang di Indonesia, lebih dari 80 juta di antaranya pemuda berusia antara 15 tahun sampai 40 tahun. Sayangnya, dari kelompok pemuda itu sekitar 10 juta tidak produktif alias mengangggur. Bertolak dari angka fantastis tersebut, momentum kebangkitan wirausaha muda harus segera direalisasikan. Berikut petikan wawancara media ini dengan Hasan Sadzali, S.TP, Direktur lembaga manajemen terapan ”TRUSTCO” Bali dan Dosen di LP3I Bali;
Apa yang perlu disiapkan seseorang untuk berwirausaha?
Menurut ilmu manajemen, untuk berwirausaha diperlukan modal. Modal dibagi tiga yaitu modal materi, nonmateri dan modal jaringan (network). Namun modal yang terpenting menurut saya adalah modal nonmateri seperti kemauan (motivasi), keberanian
, kejujuran dan ketrampilan (kompetensi) yang kuat untuk wirausaha dari diri sendiri.
Bagaimana memacu motivasi diri sendiri?
Pertama, lihat orang yang lebih sukses dari kita. Kenapa dia bisa sesukses itu? Rahasianya apa? Strateginya seperti apa? Kedua, ingat target hidup, yakini bahwa besok harus lebih baik dari hari ini. Hindari filosofi biarkan hidup seperti air mengalir. Ketiga, pahami harapan tidak harus sesuai denga kenyataan. Hal ini penting karena jika harapan yang ditargetkan tidak tercapai, maka bisa sebabkan depresi atau stress. Solusinya, cari alternatif strategi untuk menghindari stress itu. Pepatah bilang, masih banyak jalan lain menuju Roma. Sebaliknya, jika sesuai dengan kenyataan, kita tidak boleh sombong dan bangga.
Apa yang perlu dibangun untuk menumbuhkan motivasi tersebut?
Motivasi terkuat dari diri sendiri timbul akibat keimanan kita, yakini bahwa Tuhan telah menggariskan takaran rejeki kita setelah upaya (kerja) yang dilakukan. Biasanya jika motivasi seseorang berasal dari materi, maka hidup terasa stagnan. Mana ada orang yang puas terhadap hartanya. Maunya ingin tambah terus. Dalam hadits Rasulullah dikatakan Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, komunitas, pribadi apabila ia tidak merubah nasibnya sendiri. Perubahan di sini (dalam bahasa Arab) sangat luas sekali maknanya, bisa materi, kehidupan, cara berpikir dan sebagainya. Jika kita tidak merubah diri sendiri, kita yang akan kena imbas ketidakperubahan itu. Dalam hadits lain disebutkan, apa yangg dipersangkakan hambaku, itulah yg akan terjadi. Maka perlu dibangun sikap optimis, dari sikap itu Allah akan memberi apa yang kita harapkan.
Bagaimana kita tahu kompetensi kita?
Setiap individu pastilah ada kelebihan dan kekurangan. Carilah 10 kelebihan dan 10 kekurangan kita. Adakah sesuatu yang harus diperbaiki? Maka tambahlah dengan mengikuti pendidikan formal, kursus, on the job training, diskusi dengan ahli, dsb. Namun pendidikan formal bukanlah sebuah jaminan, ada yang tidak sekolah tapi berpengalaman
. Ini bisa terjadi karena kompetensi bisa didapatkan dari dunia nyata, apa saja, siapa saja dan di mana saja secara berulang-ulang. Cara berpikir kita harus dibangun, perbanyak baca buku psikologi populer, kisah-kisah sukses, manajemen dan motivasi. Karena pendidikan di Indonesia belum berbasiskan kompetensi, baru sekarang saja pemerintah mulai menerapkan. Artinya pendidikan kita belum dapat diterapkan dalam kehidupan, hanya sekedar membuka cakrawala berpikir. Maka banyak sarjana yang mengeluhkan kesulitan mencari kerja. Sehingga prinsip palu gada (apa aja lu mau guwa ada atau pekerjaan apapun yang kamu mau, kita menyediakan). Akibatnya banyak sarjana yang bekerja tidak sesuai dengan pendidikannya.
(Pewawancara: Didik Purwanto)
BIODATA:
Nama : Hasan Sadzali, S.TP.
TTL : Gresik, 14 Mei 1978
Buku favorit : Unlimited Power (Anthony Robbin)
Pendidikan Formal :
* S1 Jurusan Teknologi Industri Pangan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana
* S2 Jurusan Psikologi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (sekarang)
Pekerjaan :
* Direktur lembaga manajemen terapan ”TRUSTCO” Bali (2000-sekarang)
* Dosen di LP3I Bali (2002-sekarang)
* Profesional konsultan di PT Media Dinamis (2003-sekarang)
* Dosen STMIK Bandung Bali (2005-sekarang)
* Trainer di PT Manara Mind Institute (2006-sekarang)
* Auditor LPPOM MUI Bali (2006-sekarang)
Alamat : Jl Nuansa Utama XII Barat/2 Jimbaran, Kuta Selatan
Data statistik

Apa yang perlu disiapkan seseorang untuk berwirausaha?
Menurut ilmu manajemen, untuk berwirausaha diperlukan modal. Modal dibagi tiga yaitu modal materi, nonmateri dan modal jaringan (network). Namun modal yang terpenting menurut saya adalah modal nonmateri seperti kemauan (motivasi), keberanian

Bagaimana memacu motivasi diri sendiri?
Pertama, lihat orang yang lebih sukses dari kita. Kenapa dia bisa sesukses itu? Rahasianya apa? Strateginya seperti apa? Kedua, ingat target hidup, yakini bahwa besok harus lebih baik dari hari ini. Hindari filosofi biarkan hidup seperti air mengalir. Ketiga, pahami harapan tidak harus sesuai denga kenyataan. Hal ini penting karena jika harapan yang ditargetkan tidak tercapai, maka bisa sebabkan depresi atau stress. Solusinya, cari alternatif strategi untuk menghindari stress itu. Pepatah bilang, masih banyak jalan lain menuju Roma. Sebaliknya, jika sesuai dengan kenyataan, kita tidak boleh sombong dan bangga.
Apa yang perlu dibangun untuk menumbuhkan motivasi tersebut?
Motivasi terkuat dari diri sendiri timbul akibat keimanan kita, yakini bahwa Tuhan telah menggariskan takaran rejeki kita setelah upaya (kerja) yang dilakukan. Biasanya jika motivasi seseorang berasal dari materi, maka hidup terasa stagnan. Mana ada orang yang puas terhadap hartanya. Maunya ingin tambah terus. Dalam hadits Rasulullah dikatakan Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, komunitas, pribadi apabila ia tidak merubah nasibnya sendiri. Perubahan di sini (dalam bahasa Arab) sangat luas sekali maknanya, bisa materi, kehidupan, cara berpikir dan sebagainya. Jika kita tidak merubah diri sendiri, kita yang akan kena imbas ketidakperubahan itu. Dalam hadits lain disebutkan, apa yangg dipersangkakan hambaku, itulah yg akan terjadi. Maka perlu dibangun sikap optimis, dari sikap itu Allah akan memberi apa yang kita harapkan.
Bagaimana kita tahu kompetensi kita?
Setiap individu pastilah ada kelebihan dan kekurangan. Carilah 10 kelebihan dan 10 kekurangan kita. Adakah sesuatu yang harus diperbaiki? Maka tambahlah dengan mengikuti pendidikan formal, kursus, on the job training, diskusi dengan ahli, dsb. Namun pendidikan formal bukanlah sebuah jaminan, ada yang tidak sekolah tapi berpengalaman

(Pewawancara: Didik Purwanto)
BIODATA:
Nama : Hasan Sadzali, S.TP.
TTL : Gresik, 14 Mei 1978
Buku favorit : Unlimited Power (Anthony Robbin)
Pendidikan Formal :
* S1 Jurusan Teknologi Industri Pangan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana
* S2 Jurusan Psikologi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (sekarang)
Pekerjaan :
* Direktur lembaga manajemen terapan ”TRUSTCO” Bali (2000-sekarang)
* Dosen di LP3I Bali (2002-sekarang)
* Profesional konsultan di PT Media Dinamis (2003-sekarang)
* Dosen STMIK Bandung Bali (2005-sekarang)
* Trainer di PT Manara Mind Institute (2006-sekarang)
* Auditor LPPOM MUI Bali (2006-sekarang)
Alamat : Jl Nuansa Utama XII Barat/2 Jimbaran, Kuta Selatan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar