Rabu

EM Efektif Atasi Limbah Industri

Irkham Rosidi, SP
Pengelolaan limbah organik padat dan cair dengan teknologi Effective Microorganism (EM) merupakan teknologi konversi secara biologis dengan cara fermentasi yang dapat menghasilkan EM Bokashi. Jika proses fermentasi berlangsung dalam penguraian bahan organic, maka pembentukan bau busuk dan panas dapat dikurangi atau dihilangkan sama sekali dalam waktu yang singkat. Berikut penuturan Irkham Rosidi, Kepala Cabang PT Songgolangit Persada (SLP) kepada wartawan Koran Pak Oles.

Bagaimana cara kerja EM dalam mengatasi pengolahan limbah di sektor industri?

Pengolahan limbah dengan teknologi EM sangat sederhana, bisa dilakukan pada sektor industri besar sampai terkecil bahkan sampai pengolahan limbah skala rumah tangga (dengan EM Toilet), bisa padat maupun cair. Cara yang harus dilakukan adalah membuat larutan EM aktif dari satu liter EM menjadi 20 liter EM aktif yaitu campurkan satu liter EM4, satu liter molase (gula merah/ gula pasir) dan 18 liter air yang difermentasi selama seminggu serta ditutup rapat, tiap hari dibuka selama lima menit untuk penyegaran. Apabila kadar BOD maksimal 200 ppm, satu liter EM aktif dapat digunakan untuk 20 m3 air limbah. Cairan ini dapat langsung disemprotkan di tempat pengolahan limbah ataupun septic tank.

Apakah kalangan swasta terutama perhotelan tertarik untuk mengaplikasikan pengolahan limbah dengan teknologi EM?

Dalam dunia perhotelan dan industri lainnya banyak terjadi dinamika. Jika hotel berganti manajemen, maka berganti pula kebijakannya. Saat ini ada 34 industri perhotelan atau rumah makan yang telah memakai teknologi EM untuk pengolahan limbahnya. Di antaranya Hotel Alam Kul-Kul, Hotel Bali Hai, Hotel Jatra, Papa’s cafĂ©, Hotel Risata (Kuta), Sanur Paradise, Mercure, Griya Santrian (Sanur), Hotel Aston Nusa Dua dan Hotel Komaneka Ubud. Mereka ada yang beli putus dan ada pula yang memerlukan pendampingan hingga beberapa bulan sampai ada teknisi yang mampu mandiri mengolah limbah tersebut. Misalnya Hotel Aston yang per hari mampu menghasilkan limbah cair 200-300 m3, hasil limbah mampu dipakai kembali sebagai penyemprot tanaman. Hal ini bisa mengefisienkan penggunaan air karena limbah tersebut telah memenuhi standar baku mutu limbah. Sedangkan Hotel Melia Tanjung Benoa mampu membuat kompos dari limbah sayuran dan mampu meningkatkan kualitas air dengan campuran EM aktif tersebut. Biasanya hotel-hotel di Nusa Dua dan sekitarnya seharusnya tidak perlu pusing-pusing lagi mengelola limbahnya karena telah ditangani oleh BTDC (pihak pengembang di kawasan tersebut), namun karena pengelolaan limbah kurang serius, pengelolaan limbah bisa dilakukan oleh pihak hotel sendiri. Lain lagi dengan pabrik pengolahan anggur di Penyalin, Tabanan yang dijadikan minuman keras dan sempat mendapat pertentangan dari masyarakat Bali ini. Walau masih operasional sekitar 10%, limbah cair bisa mencapai 30 m3 per hari. Bayangkan jika perusahaan miras tersebut beroperasi 100%, bagaimana limbahnya?

Apa kendala memasarkan EM?

Selama ini pemilik industri masih memandang sebelah mata tentang teknologi EM ini. Mungkin masih banyak yang kecewa terhadap produk pengolah limbah sebelumnya dari kompetitor lain, ketidakefektifan hasil dan harga. Sehingga kita lebih gencar memberikan uji coba langsung di tempat pengolahan limbahnya agar manfaat teknologi ini mampu dirasakan secara langsung oleh pemegang kebijakan di industri tersebut. Pemerintah pun sampai sekarang belum ada greget untuk mengatasi pembuangan limbah industri dan sektor rumah tangga. Namun pada prinsipnya, semua limbah yang dihasilkan harus melalui beberapa langkah pengolahan sebelum dibuang ke lingkungan atau kembali dimanfaatkan dalam proses produksi.
(Pewawancara: Didik Purwanto)

BIODATA:
Nama : Irkham Rosidi, SP.
TTL : Pemalang, 9 Mei 1977
Jabatan : Kepala Cabang PT Songgolangit Persada Wilayah Bali & NTB
Pendidikan : Fakultas Pertanian Universitas Udayana (2002)
Alamat : Jl Taman Sari Abiansemal Badung, HP 08123818234

Tidak ada komentar:

Statistik pengunjung