Rabu

Tidak Semua Tanaman Obat Aman Dikonsumsi

Prof. Dr.dr. Arif Adimoelja MD.MSc.PhD
Efek negatif dari mengkonsumsi obat-obatan kimia, membuat masyarakat kembali pada pengobatan alternatif berbasis ramuan tradisional. Pengobatan menggunakan bahan-bahan dari alam atau tanaman obat ini kini naik daun. Tapi tidak selamanya tanaman obat tersebut semua bermanfaat untuk menyembuhkan penyakit. Bahkan ada bahan tanaman tertentu yang bisa meracuni tubuh. Selain untuk mengobati penyakit, saat ini banyak tanaman obat yang digunakan untuk meningkatkan gairah seksual. Tanaman apa saja yang mampu meningkatkan gairah seks atau menyembuhkan penyakit sekaligus berbahaya bagi tubuh, berikut wawancara singkat dengan pakar andrologi dari RS Hangtuah Surabaya, Prof.Dr.dr.Arif Adimoelja MD.MSc.PhD.

Mengapa tren pengobatan tradisional kini diminati masyarakat?

Pada kenyataannya, bahan-bahan kimia memang sangat berbahaya bagi tubuh. Tapi jangan salah, tidak semua tanaman obat juga bermanfaat bagi tubuh manusia. Tapi tingkat berbahayanya jauh lebih besar dibandingkan tanaman obat. Pertama kali harus kita bedakan, antara obat tradisional, obat konvensional dan obat fitofarmasi.

Apakah perbedaan ketiga jenis obat tersebut?

Ketiga jenis bahan-bahan obat itu memang berasal dari tanaman obat. Tapi yang paling berbahaya adalah obat tradisional. Obat jenis ini berbahaya, karena cara pembuatannya tidak higienis atau tidak bersih. Misalnya akan membuat temulawak. Terlebih dahulu bahan dikeringkan di bawah sinar matahari. Kalau belum kering, bahan tersebut akan dimasukkan dalam rumah. Kalau ada panas, dijemur kembali. Tidak disadari, pengeringan dengan cara ini bisa memunculkan jamur yang sifatnya beracun. Akibatnya
tentu bisa meracuni tubuh kita. Belum termasuk dalam pengemasannya. Karena botol-botol yang digunakan umumnya botol bekas dan tidak terjamin kebersihannya. Obat tradisional biasanya dibuat secara manual di rumah-rumah, dan dipasarkan secara manual pula. Misalnya digendong atau dibawa sepeda. Sedangkan obat konvensional adalah obat yang dibuat dari tanaman obat, tapi sudah dikerjakan secara massal atau yang biasa disebut home industry. Proses pembuatannya biasanya sudah higienis dan bersih.
Di antaranya pengeringannya sudah menggunakan alat dan sudah dikemas secara higiens. Obat konvensional ini banyak kita temui di pasar. Misalnya dalam bentuk bubuk atau kapsul. Tapi kelemahan dari obat konvensional ini umumnya dicampur dengan bahan kimia. Jika dikonsumsi, tentunya akan berbahaya. Karena komposisi antara tanaman obat dan bahan kimia akan menimbuk efek lain bagi tubuh. Jenis obat inilah yang banyak
dirazia oleh BPOM. Sudah menjadi tanggungjawab BPOM untuk mengawasinya. Yang paling kecil akibat yang ditimbulkan bagi tubuh adalah fitofarmasi. Yaitu tanaman obat yang telah melalui uji klinik. Sehingga unsur-unsur kimia yang ada di dalamnya jelas dan manfaatnya juga jelas. Tapi obat jenis ini sangat sedikit jumlahnya, karena proses uji klinis memerlukan waktu yang cukup lama dan memerlukan biaya yang cukup banyak.
Pengujiannya pun tidak hanya sekali atau dua kali, tapi berkali-kali.

Bagaimana pembuatan obat fitofarmasi?

Obat jenis ini resikonya sangat kecil. Karena memang proses pembuatannya sangat higiens. Awalnya diteliti dulu, zat-zat apa yang terkandung dalam tanaman obat tersebut. Tanaman tersebut diekstrak terlebih dahulu. Setelah diekstrak, dapat dibedakan, zat-zat apa yang terkandung dalam bahan tersebut, baik itu zat-zat kimia maupun zat-zat tanaman obat. Jika dipisahkan antara kedua zat tersebut, hasilnya pasti akan beda. Jika
zat-zat kimia yang dipisahkan, tentu saja sudah termasuk bahan kimia dan tingkat bahayanya juga seperti bahan-bahan kimia lainnya. Tapi yang bagus adalah menyeimbangkan komposisi, sehingga dapat bermanfaat bagi tubuh. Sedangkan kemasannya bisa bermacam-macam. Ada dalam bentuk tablet, bubuk atau cairan.

Indonesia kaya akan tanaman obat. Apakah sebuah tanaman obat yang tumbuh di
berbagai macam daerah di Indonesia itu mempunyai manfaat sama?

Oh tidak sama. Sebut saja kunyit. Jenis kunyit yang tumbuh di Jawa
Timur, jelas berbeda dengan kunyit yang tumbuh di Jawa Tengah. Karena jenis
tanah tempat menanam berbeda. Kandungan tanah di masing-masing daerah
juga berbeda. Akibatnya tentu kandungan zat-zat yang ada di dalam kunyit
setiap daerah berbeda-beda. Jadi tidak bisa disamakan manfaat kunyit
dalam arti luas. Demikian juga dengan berbagai macam tanaman obat
lainnya.

Bagaimana dengan tanaman obat yang mampu meningkatkan gairah seksual
atau afrodisiaka?

Sesungguhnya tidak ada tanaman obat yang mampu untuk meningkatkan gairah seksual. Karena gairah seks itu ada karena hormon seks yang ada di dalam tubuh kita. Yang tepat sesungguhnya bukan untuk meningkatkan gairah seksual, tapi seks tonic yaitu membangkitkan kesegaran tubuh. Tubuh bisa segar, bila peredaran darahnya lancar. Orang yang sakit otomatis gairah seks yang turun, karena peredaran darah di dalam tubuhnya tersumbat atau tidak lancar. Misalnya orang yang terkena kencing manis,
kolesterol, asam urat atau berbagai macam penyakit lainnya.

Tanaman obat apa saja yang mampu menyegarkan tubuh?

Sesungguhnya tidak hanya pimpinella pruacen atau purwaceng saja. Banyak tanaman obat yang ada di sekitar kita mampu menyegarkan tubuh. Kalau purwaceng yang banyak
tumbuh di pegunungan Dieng Jawa Tengah dapat memberikan efek hangat pada tubuh. Tanaman obat lain yang dikenal mampu membangkitakan gairah seks adalah bawang putih yang mampu menurunkan kadar kolesterol dalam darah, sehingga secara tidak langsung dapat melenturkan pembuluh darah dan memperbaiki kelenturan pembuluh darah. Jahe juga dapat meningkatkan gairah seks. Apalagi bila dicampur dengan madu dan susu. Dalam ketiga bahan ini, banyak mengandung kalori yang bermanfaat bagi tubuh. Misalnya jahe bisa melebarkan pembuluh darah. Sehingga menimbulkan rasa hangat bagi tubuh. Jika diminum orang yang sedang sakit, tentu saja dia akan menjadi lebih sehat dan segar. Kalau dihubungkan dengan gairah seks, tentu saja gairah seksnya akan kembali segar. Bagi orang yang sehat, kalori yang ada di dalam bahan-bahan tersebut tentu saja mampu membangkitkan semua saraf yang ada di dalam tubuh. Salah satu di antaranya adalah saraf dan hormon seks. Dan hasilnya, setelah minum campuran susu, madu dan jahe, gairah seks akan meningkat.

Apakah tanaman obat cocok diminum bagi semua orang?

Tidak. Orang yang menderita penyakit tertentu tidak boleh mengonsumsi tanaman obat tertentu. Karena akibat yang ditimbulkan sangat berbahaya. Misalnya susu, madu dan jahe, jika dikonsumsi orang yang tidak menderita kolesterol sangat bagus. Tapi kalau dikonsumsi oleh mereka yang menderita kolesterol, jelas berbahaya. Karena kandungan yang terkandung dalam tiga bahan tersebut akan meningkatkan kadar kolesterol. Orang
kolesterol yang minum ini, bukannya sembuh, tapi malah cepat mati. Karena itu, masyarakat diharapkan untuk berhati-hati mengkonsumsi tanaman obat. (Pewawancara: Wuri Wigunaningsih)

BIODATA
Nama : Prof. Dr.dr. Arif Adimoelja MD.MSc.PhD
Tempat lahir : Wonosobo, 1933
Pendidikan : S 1 Fakultas Kedokteran Unair Surabaya, 1963
S 2 Sexsologi dan Pengembangan Keluarga di Belgia, 1972
S3 Adrologi di Belgia 1974
Mendapat gelar profesor dari hasil kerjasama Belgia dan Unair.
Pekerjaan : Guru Besar Andrologi FK Unair
Dokter Spesialis Andrologi RS Hangtuah

Tidak ada komentar:

Statistik pengunjung