Ustadz Dr Wijayanto, MA
Manusia yang kuat adalah manusia yang seimbang antara jasmani dan rohani. Manusia yang kuat dicintai Tuhan karena dapat membagi kebaikan yang dimilikinya bagi kesejahteraan sesama. Berikut petikan wawancara dengan Ustadz Wijayanto, pengasuh Sentuhan Qalbu di beberapa stasiun televisi swasta yang ditemui oleh wartawan Koran Pak Oles di sela kegiatan pengajian donatur Lembaga Amil Zakat Dompet Sosial Madani Bali di Hotel Nikki, Sabtu (24/3):
Bagaimana Anda memandang kaum fakir miskin (dhuafa) di negeri ini?
Sabda Rasul, bahwa Allah akan menolong kita. Nyatanya Indonesia ini perlu pertolongan Allah. Kita akan masuk surga, hidup kita yang langgeng, baik dan sejahtera juga atas kasih sayang Allah. Keberkahan rezeki karena rezeki yang diminta bukan karena banyaknya tapi berkahnya, itu dijanjikan langsung oleh Allah kalau kita dekat dengan kaum miskin (dhuafa). Bahkan Indonesia belum diadzab sedemikian rupa oleh Allah karena ada doa orang-orang miskin. Siapa yang peduli terhadap orang-orang miskin, itulah orang yang benar-benar beragama. Siapa orang yang dusta dalam beragama yaitu orang yang sudah sholat dan puasa tapi tidak menyantuni fakir miskin dan anak yatim. Orang yang tidak peduli dengan orang miskin, dia itu pembohong. Meskipun ia sudah haji dan sholat berkali-kali maka ia tergolong pembohong (Surat Al Maa’un:1-3).
Apa yang menyebabkan bangsa ini miskin?
Orang Islam bahkan umat agama lain tidak ada yang akan miskin kalau mau benar-benar menerapkan zakat. Menurut Al Manaf dan Muhammad Abduh, orang yang tidak mau mengeluarkan zakat adalah maling yang benar-benar kejam karena dia mencuri atau mengambil jatah milik orang miskin. Setiap orang kaya itu punya hak untuk fakir miskin kalau tidak dikeluarkan, maka dia dianggap sebagai pencuri.
Solusinya?
Zakat itu memberi solusi karena zakat diperuntukkan untuk 8 penerima zakat (asnaf) seperti fakir, miskin, pelaksana/pembagi zakat (amil), budak (riqob), orang yang berutang (gharim), muallaf (orang yang baru masuk Islam/lemah imannya), sabilillah (orang yang berjihad membela agama), dan orang yang bepergian (ibnu sabil). Kalau zakat itu diselesaikan, percayalah tidak ada orang miskin di dunia ini. Bayangkan, penduduk Indonesia saat ini ada 210 juta dengan 80% umat Muslim maka terdapat 168 juta kaum Muslim. Kita asumsikan 20% saja orang kaya yang berinfak berarti ada 33,6 juta orang. Kita asumsikan lagi harta yang mereka miliki 100% diinfakkan dalam satu kali momentum adalah senilai 1 juta rupiah, maka diperoleh Rp. 33.600.000.000.000 (tiga puluh tiga trilyun enam ratus milyar rupiah). Ingat, ini hanya satu kali momentum infak. Luar biasa. Tapi, akankah orang kaya cuma memiliki satu juta? Mustahil. Bagaimana bila lebih dari itu dan diinfakkan semua? Padahal Allah cuma mewajibkan orang kaya berzakat 2,5% dari harta yang kita punya. Selebihnya, 97,5% adalah potensi infak dan sedekah. Ingat lagi pesan Ustadz Yusuf Mansur. 10 dikurangi 1 bukanlah sembilan namun 19. Bagaimana itu terjadi? Secara hitungan matematis memang 9 namun apabila dalam hitungan Allah, satu kebaikan yang engkau tanam akan berbuah 10 kebaikan. Jadi, 10 tadi adalah bonus yang diberikan Allah melalui tangan dan kesempatan yang tanpa kita duga. Bahkan janji Allah adalah memberikan lebih dari 10 kebaikan. Subhanallah. (Pewawancara: Didik Purwanto)
BIODATA:
Nama : Dr Wijayanto, MA
TTL : Solo, 27 Desember 1968
Pendidikan :
S1 Antropologi UGM
S1 Fakltas Tarbiyah IAIN Jogja
MA Degree Sosiologi Islamabad Pakistan
Aktivitas:
Mantan penyiar radio Geronimo Jogja
Pimpinan Pondok Pesantren Bina Anak Soleh Jogja (sekarang)
Dosen Pasca Sarjana UGM (sekarang)
Ustadz pada Sentuhan Qalbu Trans TV, ANTV, TPI, TVRI, dll (sekarang)
Alamat : Jalan Wirosaban barat 6 Jogja Telp (0274) 415888, Hp 0812296 7085
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
mohon info alamat email ustadz wijayanto
tks
Posting Komentar