OLEH: HERNAWARDI
Suara dentingan logam, besi dan sejenisnya saling bersahutan dari satu rumah ke rumah penduduk lain sekitar Desa Kotaraja, Kecamatan Sikur, Lombok Timur, NTB. Bagaikan roda yang terus berputar, aktivitas warga Kotaraja yang cukup ahli mendisain logam, besi, baja, seng atau barang-barang keras dan bekas lain disulap jadi barang yang bernilai jual tinggi. Keahlian warga Kotaraja yang dilakoni secara turun temurun tetap bertahan eksis.
Selain mahir membuat dan mendaur ulang bahan-bahan besi dan logam jadi lebih berguna, warga setempat yang indentik dengan profesi pengrajin itu mampu memenuhi permintaan konsumen terutama alat-alat pertanian. Bakat alami yang dimiliki warga yang hidupnya terpencar di Desa Kotaraja, mendorong pemerintah setempat membentuk Balai Unit Pelayaan Teknis (UPT) Logam dan alat-alat pertanian di Kotaraja yang dibina Dinas Pertambagan dan Industri Lombok Timur serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan NTB.
Kasi Industri Kecil Disperindag NTB, Drs Bambang Sugeng, MM mengamini bahwa produk industri logam dan alat-alat pertanian dari Lombok Timur dalam beberapa tahun terakhir mengalami perkembangan positif, baik disain maupun jumlah produksi. “Hal ini terus didorong seiring meningkatnya permintaan produk sekaligus merangsang para perajin meningkatkan produksi secara berkualitas,” kata Sugeng.
Eksistensi usaha kerajinan tangan ternyata mampu meningkatkan kesejahteraan para perajin dan masyarakat sekitar Kotaraja. Ini didukung tersedianya bahan
UPT Logam dan alat-alat pertanian Kotaraja merupakan satu-satunya UPT yang memproduksi alat-alat pertanian dan perlengkapan rumah tangga. Dilihat dari bentuk, jenis dan sifat kegiatannya telah menggunakan peralatan modern. Bangunan UPT itu berdiri di atas tanah seluas 4.050 meter, dan terdiri dari ruang workshop, gudang dan jaringan listrik 5.500 VA. Sedangkan peralatan yang dimiliki UPT itu berupa mesin bubut besar, mesin bubut kecil, gergaji besi listrik, mesin las diesel, travo las, las asitliin, gerinda duduk, mesin bor duduk, mesin bor pres, peralatan snal dan tap pipa, alat pres rol pipa, peralatan konci-konci, bor tangan listrik, slep/gerinda listrik tangan, peralatan dan bahan krom, micrometer luar, transpomator, hilter dan timbangan duduk
Mesin dan peralatan dibantu Satuan Kerja PIKM NTB per tahun 2005 berupa mesin las dan mesin penggerak diesel, portable cut-0ff, Slep Machine, bor tangan, mocro meter dalam dan track lager hidrolis 20 ton. Hingga kini, tercatat 250 pengrajin yang mengadu nasib di lokasi tersebut. Produksi yang dihasilkan per tahun 2005 berupa kompor spiral, flue buntu, flue puter, tower (tangki minyak), derat ulr dan tungku batu bara (pintu dan gir) dengan nilai jual Rp 351.250.000.
Alat-alat rumah tangga seperti pagar besi, pintu besi, trails jendela, rak piring, rak jemuran, rak sepatu, alat cetak batako senilai Rp 120 juta. Jadi, selama tahun 2005, UPT itu sudah mampu mencetak angka penjualan Rp 471.250.000. “Untuk Januari sampai Juni 2006 tercatat penjualan alat-alat perlengkapan logam senilai Rp 637.500.000 dan alat-alat rumah tangga dari besi Rp 120.250.000 dengan total nilai produksi Rp 757.750.000.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar