Jumat

Pernak-Pernik Bali Tetap Menggoda Wisatawan

OLEH: DIDIK PURWANTO

Aksesoris dan pernak-pernik khas Bali, masih tetap memikat hati para pelancong dalam maupun luar negeri. Sepanjang jalan di kawasan Legian dan Seminyak, Kuta, ratusan pengusaha kecil mengadu nasib keberuntungan untuk bertahan hidup dari aneka produk yang didesain unik nan menggoda pandangan mata itu.

Kamhar Jonny yang sudah bergelut 17 tahun di pasar aksesoris bisa dijadikan potret sukses mengawal sebuah usaha meski pernah ikut terkena imbas pasca bom Bali I 2002 dan bom Bali II di tahun 2005 lalu. Selepas bom Bali I, usaha yang awalnya berada di kawasan Jl Poppies Legian itu harus pindah sekitar 1 km arah utara Ground Zero.

Otomatis usaha yang telah memiliki pelanggan dari Italy, Perancis, Spanyol serta kawasan Eropa lain itu harus memasang strategi pemasaran tersendiri. Dengan menerapkan prinsip laba-laba untuk mencari mangsa, justru menjadi strategi yang dimainkan H Kamhar, pemilik Kamhar Jonny yang memiliki tiga outlet di kawasan Legian. ”Bila pelanggan lepas dari salah satu outlet kita, kita arahkan dan tangkap di outlet kita yang lain,” ujar Novian, Manajer Kamhar Jonny I dan III.

Ragam pernik dari bahan keramik, fiber, kayu, kerang, mutiara, batok kelapa, beads bahkan tulang diolah jadi gelang, ikat pinggang, kalung, gantungan kunci dijual Rp 1000 sampai Rp 37.500. ‘’Dengan metode jaring laba-laba kita mampu meraup omset sekitar Rp 500 juta dengan margin bersih Rp 200 juta yang kita dapat dari 3 outlet,” ujar pria yang sedang menekuni Sastra Inggris semester 8 Universitas Udayana ini.

Untuk menjaga kejenuhan pelanggan, outlet yang dibuka sejak pukul 09.00 hingga pukul 21.00 WITA itu selalu up to date memilih desain baru. Biasanya desain diperoleh dari majalah, desainan sendiri, beli sample di toko lain atau searching di internet. ‘’Toko biasa rame pada bulan Juli hingga akhir tahun atau mengikuti musim Eropa. Jika di Eropa dingin, toko di sana banyak yang tutup, mereka banyak menghabiskan liburan di Bali. Usaha yang sama sudah dirintis di Taman Mini Square dan Malang Town Square itu.

Tidak ada komentar:

Statistik pengunjung