Orang Jawa sangat identik dengan kain batik, terutama masyarakat Jawa Tengah, dan untuk Jawa Timur dikenal beberapa jenis batik. Banyuwangi misalnya, lebih identik dengan batik gajah oling, Tuban dengan batik gedhok, dan
Menurut Sulistiani, sejak muda ia sudah tertarik dengan batik, dan apalagi alumni Fakultas Farmasi Unair ini memiliki bakat melukis. Untuk memperkaya wawasan, dirinya membeli buku-buku terkait batik, baik batik yang dipakai masyarakat Jawa, tapi juga batik buatan seluruh anak negeri di tanah air. ‘’Buku-buku itu, sampai sekarang saya susun rapi di galeri bersama hasil-hasil karya lain,’’ kata Hj Sulistiani Prabowo.
Untuk lebih mendalami batik, selain menjelajah setiap lembaran buku-buku, juga mengunjungi daerah-daerah yang mempunyai ciri khas batiknya. Seperti Solo, Pekalongan,
Dari belajar batik itulah, muncul ide untuk menciptakan batik khas
Pada tahun 2004, ia mulai berani memasarkan karya-karyanya. “Semula saya tawarkan ke kenalan saya. Eh ternyata mereka menyambut baik. Saya tambah semangat untuk terus berkarya,” katanya dengan mata berbinar. Akhirnya dari mulut ke mulut banyak orang yang pesan, baik untuk diri sendiri maupun untuk souvenir. “Pemkot Surabaya sering memesan batik ke saya untuk souvenir tamu. Demikian juga Walikota Surabaya, Pak Bambang DH juga sering pesan,” ujar wanita yang pernah bekerja di perusahaan kosmetik dan kini memproduksi bahan-bahan spa untuk masker dan lulur itu.
Meski karyanya sudah banyak yang mengagumi, namun hingga kini belum mendapat pengakuan resmi dari Pemkot Surabaya. Sedangkan soal hak paten, sedang dalam proses. ‘’Saya juga masih mencari-cari desain yang lebih cocok bahwa motif
Jumat
Sawunggaling, Ikon Batik Surabaya
OLEH: WURI WIGUNANINGSIH
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar