Untuk mengatasi krisis listrik nasional, pemerintah terus melakukan pengadaan pembangkit listrik yang ramah lingkungan atau energi terbarukan (renewable energy). Kebijakan Energi Nasional (KEN) 2005-2025 yang dikeluarkan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), tidak lagi didasarkan pada Supply Side Management (SSM) tapi beralih ke Demand Side Management (DSM). Artinya kebijakan energi tidak lagi mengandalkan ketersediaan pasokan tapi beralih ke permintaan kebutuhan energi. Konsekuensinya perlu ada konservasi, diversifikasi dan efisiensi pemanfaatan energi oleh masyarakat.
Hal tersebut diungkapkan Menteri ESDM, Purnomo Yusgiantoro saat meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Dusun Jeruk Manis, Desa Paya, Desa Adat Susuan Karangasem, Rabu (11/7).
Menurut Yusgiantoro, kebutuhan energi listrik nasional saat ini baru terpenuhi 55% dari total penduduk nasional. Masyarakat miskin dan desa terpencil dengan akses transportasi yang sulit belum merasakan energi listrik. Sejak krisis listrik tahun 1997 hingga 2000, sektor ini masih sepi dari lirikan para investor. Sementara dana APBN yang bisa digelontor pemerintah Rp 44,5 trilyun untuk pembangkit listrik se-Indonesia.
Program listrik pedesaan tersebut meliputi konservasi, diversifikasi dan efisiensi pemanfaatan energi nasional yang dapat membantu ketersediaan listrik nasional. Pemerintah akan mengembangkan pembangkit listrik tenaga surya dengan daya 50 watt pick dan 80 watt pick, pembangkit listrik tenaga bayu (angin), mikro hidro, biofuel atau lainnya untuk menambah daya nasional. Seperti yang dilakukan Koperasi Unit Desa (KUD) Karangasem, potensi air Sungai Janga mampu dikelola menjadi energi listrik dan dijual ke PLN demi penambahan daya listrik nasional.
Ketua KUD Karangasem, Ida Wayan Raka Arnawa mengatakan pihaknya telah menjual energi Rp 420 dengan produksi 12.000 KWh. Pihaknya mampu meraup minimal Rp 5,4 juta per bulan dengan asumsi debet air 240 liter per detik dan tinggi jatuh pipa 15 meter. PLTMH Karangasem pertama kali dibangun pada tahun 1972. Saat itu, kapasitas produksi baru sebesar 80 kW yang digunakan untuk penerangan di Desa Adat Susuan. Memasuki tahun 1980, pasokan air menurun dan produksi energi tidak maksimal dan proyek pun terhenti.
Tahun ini, sesuai janji Dirut PT PLN (Persero), Eddie Widiono kepada Presiden SBY, PLN siap membangun 10 unit pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) di kawasan pegunungan Halimun, Jawa Barat dan Bali. PLTMH Karangasem merupakan proyek pertama dengan kapasitas 25 kW. Meski jumlah energi yang dihasilkan tidak besar, minimal bisa mengurangi jumlah kebutuhan energi masyarakat Karangsem yang mencapai 30 MW, rinci Widiono.
Pada peresmian PLTMH di Taman Soekasada Ujung Karangasem itu, Dirut PT PLN (Persero) menyerahkan bantuan Program Partisipasi Pemberdayaan Lingkungan (P3L) berupa 9 unit turbin crossflow berkapasitas 6 kW dengan total Rp 315 juta kepada Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin).
Dirut PT PLN (Persero) juga melaunching program Banjar Galang Shanti yang mengajak dan mendidik komunitas banjar di delapan kabupaten dan satu kota di Bali agar menggunakan listrik secara bijaksana, aman, benar dan efisien. Dengan PLTMH Karangasem, KUD Karangasem dapat menggiling padi menggunakan turbin (motor listrik), sehingga lebih hemat bahan bakar dan hemat ongkos produksi. Saat ini kapasitas produksi penggiling padi (huller) mencapai 18,42 ton per bulan.
Acara yang dirangkai dengan peluncuran website mitra binaan PLN distribusi Bali melalui situs www.mitraplnbali.com ini diharapkan membantu pemasaran mitra binaan PLN ke dunia internasional, karena bahasa website juga dikonversi ke bahasa bahasa Inggris, Perancis, Arab, Cina, Jepang dan Indonesia. Pembangunan PLTMH Karangasem diharapkan menjadi rangkaian implementasi visi 75-100 yang dicanangkan PLN. Visi 75-100 adalah keinginan mencapai 100% rasio elektrifikasi atau akses listrik terbuka pada saat peringatan HUT RI ke-75 tahun 2020.
Peresmian PLTMH langsung disaksikan Herman Darnell Ibrahim (Direktur Transmisi dan Distribusi PT PLN Persero), Ali Herman Ibrahim (Direktur Pembangkitan dan Energi Primer PLN), Ngurah Adnyana (GM PLN Distribusi Bali), Wayan Gredeg (Bupati Karangasem), I Wayan Sukadana S.Sos (Ketua DPRD Karangasem), Adi Sasono (Ketua Dekopin), Sugiharto (mantan Menteri BUMN) dan Tri Mumpuni Wiyatno, penemu teknologi ramah lingkungan tanpa emisi karbon mikrohidro (teknologi yang memanfaatkan debit dan ketinggian jatuhnya air pada sungai kecil di desa-desa untuk menghasilkan energi listrik di bawah 100 kwt.
Sabtu
PLTMH Karangasem Dukung Listrik Pedesaan
OLEH: DIDIK PURWANTO
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar